Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Yusuf Nugraha, Dokter dengan Tarif 10 Botol Plastik Bekas

Kompas.com - 12/05/2018, 17:28 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Ervan Hardoko

Tim Redaksi

Awalnya sepi

Di awal berdirinya, amat sedikit warga yang datang ke klinik ini meskipun sudah menawarkan layanan pengobatan gratis.

Kondisi ini disebabkan ketidaktahuan, rasa takut, dan rasa  malu masyarakat di sekitar klinik. Setelah melakukan evaluasi, baru pada 2009 klinik ini mulai ramai dikunjungi masyarakat.

“Awalnya, program yang paling banyak dipilih itu mengaji 1 juz, mayoritas warga sana kan Muslim. Baru tiga tahun terakhir program 10 botol itu sedang tinggi-tingginya,” papar pria kelahiran 1981 ini.

Baca juga: 15 Dokter Asal Taiwan Beri Pengobatan Gratis di Pesantren Pamekasan

Botol-botol yang terkumpul kemudian dilimpahkan kepada pengepul dan hasil penjualannya digunakan untuk melakukan subsidi silang dan menutup biaya operasional klinik.

Menurut dokter jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi ini, dia tidak pernah merugi dengan layanan kesehatan yang ditawarkannya.

“Selama ini justru surplus, kita kalau mau berbagi tidak perlu memikirkan bagaimana-bagaimananya,” tuturnya.

Pemilihan lokasi klinik di Cianjur ini bukan tanpa alasan. Yusuf menuturkan, ia pernah tinggal di daerah tempat kliniknya berdiri saat ini dan memahami kondisi masyarakat setempat.

Saat ini, Yusuf melibatkan berbagai elemen masyarakat untuk bekerja bersama menggerakkan masyarakat agar lebih sadar dengan kesehatan diri dan lingkungan.

“Sekarang bukan lagi jamannya Batman, Superman. Sekarang jamannya Avengers, kerja bareng-bareng,” ujar Yusuf sambil tertawa kecil.

Baca juga: Digelar, Pengobatan Gratis untuk Ratusan Anjal

Berkat layanan kesehatan unik ini Klinik Harapan Sehat berhasil menjadi juara pertama klinik berprestasi tingkat Kabupaten Cianjur dan Provinsi Jawa Barat.

Yusuf saat ini mengaku masih fokus mengembangkan kliniknya meski tetap berharap agar program gagasannya ini bisa dipraktikkan dalam wilayah yang lebih luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com