Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini Ada Jalan Majapahit dan Hayam Wuruk di Kota Bandung

Kompas.com - 11/05/2018, 18:32 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Kota Bandung yang berada di tanah Sunda kini memiliki Jalan Majapahit dan Hayam Wuruk.
 
“Hari ini adalah gong dari rekonsiliasi budaya Jawa-Sunda, Sunda-Jawa. Kita resmikan nama Jalan Majapahit dan Jalan Hayam Wuruk di Kota Bandung, Jawa Barat,” ujar Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dalam rilisnya, Jumat (11/5/2018). 
 
Penetapan nama Jalan Majapahit dan Hayam Wuruk di Kota Bandung ini menjadi pertanda baiknya hubungan antara masyarakat Suku Jawa dan Sunda.
 
Rekonsiliasi ini menjadi catatan sejarah bagi suku terbesar pertama dan kedua di Nusantara tersebut.
 
 
"Putri raja memakai mahkota, kilaunya menawan mata, harmoni budaya Jawa-Sunda bukti kebhinekaan Indonesia," ujar pria yang akrab disapa Aher ini menjelaskan. 
 
"Berwisata ke Kota Surabaya, pulangnya mampir di Yogyakarta, mari kita lakukan rekonsiliasi budaya, untuk kemajuan bangsa tercinta," tambahnya.
 
Perang Bubat
 
Peristiwa Perang Bubat pada 1357, secara emosi mengganggu hubungan suku Jawa dan Sunda.
 
Namun, hal itu masih perlu dibuktikan karena ada kecurigaan pada zaman Kolonial suku Sunda dan Jawa sengaja dibenturkan dengan cerita Perang Bubat.
 
Aher mengatakan, penamaan jalan tersebut menjadi langkah awal rekonsiliasi antara Sunda dan Jawa.
 
Ini merupakan langkah konkrit anak bangsa untuk semakin memperkuat harmonisnya kebhinekaan di NKRI.
 
 
"Kebhinekaan dari suku bangsa terbesar kesatu dan kedua yang ada di NKRI, yaitu Jawa dan Sunda," ujar Aher.
 
Perang Bubat, sambung Aher, merupakan peristiwa lama yang patut dikenang dan menjadi bagian dari sejarah. Ia mengajak masyarakat mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi di masa lalu. 
 
"Ini adalah sejarah baru dan titik baru untuk menatap masa depan yang lebih baik," ungkap Aher.
 
"Mari kita bangun masa depan kita yang baik secara bersama-sama lewat rekonsiliasi budaya Sunda-Jawa dan Jawa-Sunda pada hari ini," ajaknya.
 
Inisiasi Sultan
 
Rekonsiliasi budaya melalui simbol penamaan jalan ini, awalnya diinisiasi oleh Gubernur Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X.
 
Pada 3 Oktober 2017, secara resmi nama Jalan Pajajaran dan Jalan Prabu Siliwangi ada di Yogyakarta.
 
Untuk melanjutkan rekonsiliasi ini, pada 6 Maret 2018 diresmikan pula nama Jalan Sunda dan Jalan Prabu Siliwangi di Kota Surabaya, Jawa Timur.
 
Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X menganggap, harmoni budaya memiliki nilai penting untuk meningkatkan promosi potensi budaya daerah Jabar, Jatim, dan DI Yogyakara kepada masyarakat.
 
Yogyakarta berharap, kegiatan harmoni budaya bisa memupuk, membudayakan, serta menumbuhkan adat budaya dan seni yang ada di daerah.
 
Selain itu, harmonisasi ini bisa membangkitkan kembali nilai budaya lokal.
 
Masalah Selama 661 Tahun
 
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, masyarakat Jatim ingin menyelesaikan permasalahan yang terjadi selama 661 tahun.
 
Karena menurutnya, hal itu bisa menjadi contoh bahwa penyelesaian budaya adalah penyelesaian yang paling baik di antara cara penyelesaian yang lain.
 
“Budaya bisa membersihkan kekotoran-kekotoran yang ada,” ujar Pakde Karwo, sebutan akrab Gubernur Jatim tersebut.
 
“Masyarakat Jatim ingin mengakhiri permasalahan yang selama 661 tahun," tuturnya. 
 
Ia berharap rekonsiliasi ini menjadi hal baru dan contoh, bahwa penyelesaian budaya yang paling baik di antara penyelesain  lain.
 
"Yang bisa menghaluskan barang kasar dan bisa menjernihkan barang-barang kotor,” jelasnya.
 
Jalan Majapahit Kota Bandung terletak di sisi barat Lapangan Gasibu. Sementara Jalan Hayam Wuruk mengganti nama Jalan Cimandiri yang ada di sisi barat Gedung Sate.
 
Selain itu, pada kesempatan ini diresmikan pula nama Jalan Citaresmi yang mengganti nama Jalan Pusdai di depan Masjid Pusdai Kota Bandung.
 
Majapahit merupakan sebuah kerajaan yang berpusat di Jatim. Kerajaan Majapahit berdiri sekitar 1923-1500. Puncak kejayaan kerajaan ini menguasai wilayah luas di Nusantara pada masa Hayam Wuruk.
 
Sementara Hayam Wuruk adalah raja keempat dari Kerajaan Majapahit pada 1350-1389. Raja ini bergelar Maharaja Sri Rajasanagara.
 
Di bawah pemerintahannya Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan. Hayam Wuruk yang lahir pada 1334 memiliki arti "Ayam yang terpelajar".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com