Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Acara Adat di Riau Berujung Maut, Meriam yang Pecah Memakan Korban

Kompas.com - 10/05/2018, 16:23 WIB
Citra Indriani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sebuah acara adat pada peringatan satu tahun Raja Gunung Sahilan di Kabupaten Kampar, Riau, berujung maut, Rabu (9/5/2018).

Karena, lelo pusako atau meriam tradisional yang dibunyikan saat acara ini pecah dan serpihannya mengenai warga di lokasi acara tersebut. Satu orang tewas dan empat korban lainnya luka-luka.

Menurut informasi yang dirangkum, korban yang meninggal dunia bernama Ikram (38). Tiga korban luka berat, Sumanto Rebo (58), Rapika Alni (16) dan Aisyah (12). Sedangkan satu orang korban, Sarinah (51) mengalami luka ringan.

Kabid Humas Polda Riau, AKBP Sunarto mengatakan, para korban yang mengalami luka-luka dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.

Baca juga : Hobi Bulu Tangkis ST dan Calon Pengantinnya yang Berujung Maut

"Satu orang korban meninggal dunia sudah diserahkan ke pihak keluarganya," kata Sunarto pada Wartawan, kamis(10/5/2018).

Dia menjelaskan, insiden ini terjadi saat acara peringatan satu tahun Raja Gunung Sahilan HM T Nizar Yang Dipertuan Agung di Desa Sahilan Darussalam Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar.

Sebelum acara dimulai, panitia sudah menyiapkan satu lelo pusako milik desa setempat dan akan dibunyikan ketika rombongan raja tiba di acara.

Lelo pusako berukuran 1 meter dengan 7 diameter itu diisi dengan serabut kelapa dan diberi bubuk mesiu atau bahan peledak.

Baca juga : Asmara Berujung Maut, Nyawa Supartini Melayang di Kebun Jagung

Sekitar pukul 10.00 WIB, acara diawali dengan arak ninik mamak diiringi musik tradisional, gong dari Kantor Desa Gunung Sahilan menuju istana raja.

"Rombongan Raja Gunung Sahilan tiba sekitar pukul 11.00 WIB didampingi Kapolres Kampar, AKBP Andri Ananta Yudhistira dan tokoh masyarakat Kabupaten Kampar lainnnya," kata Sunarto.

Sesampainya di gerbang istana, salah satu penyelenggara acara, Zailam alias Ilam membunyikan lelo pusako tersebut, sebagai tanda dimulainya acara adat.

Namun, lelo yang dibunyikan itu langsung pecah dan serpihannya mengenai warga di lokasi acara. Acara pun langsung berhenti. Para panitia panik atas kejadian tersebut.

Baca juga : Berita Populer: Ritual Pengobatan Berujung Maut, hingga Sanksi Barat Berefek ke Rusia

Warga yang hadir saat itu sekitar 1.500 orang. Karena, acara peringatan satu tahun Raja Gunung Sahilan juga akan diadakan tabligh akbar yang menghadirkan Ustadz Abdul Somad. Namun, Ustadz Somad batal hadir.

"Acara terpaksa dihentikan, karena korban harus dievakuasi. Petugas langsung mengamankan lokasi kejadian," kata Sunarto.

Kompas TV Sejumlah anggota keluarga memaksa sang ibu menenggak air hingga melebihi kapasitas tubuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com