Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen ITS: Saya Bukan HTI, Saya Tidak Punya Kepentingan dengan HTI

Kompas.com - 08/05/2018, 17:19 WIB
Achmad Faizal,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Tiga dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya disebut mendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Gambar dan pernyataan mereka viral di media sosial belum lama ini.

Prof Daniel M Rosyid adalah salah satunya. Namun dia membantah mendukung atau berafiliasi dengan organisasi yang dibubarkan pemerintah itu.

"Saya bukan anggota HTI dan saya tidak punya kepentingan dengan HTI," kata Guru Besar Teknologi Kelautan ITS ini, Selasa (8/5/2018).

Baca juga : Dosennya Disebut Pendukung HTI, ITS Bentuk Tim Investigasi

Dia hanya merasa, ide dan gagasannya dimanfaatkan oleh kelompok HTI jelang sidang PTUN Senin (7/8/2018), untuk meraih simpati publik di media sosial.

Sebagai akademisi, dia hanya berseberangan pendapat dengan pemerintah tentang pembubaran HTI.

"Perppu ormas yang dijadikan dasar pembubaran HTI adalah bentuk otoritarianisme pemerintah terhadap organisasi masyarakat," jelasnya.

Dia menilai, pemerintah terlalu paranoid dengan HTI.

"HTI itu siapa, HTI hanya organisasi kecil yang baru terkenal kemarin sore. Pemerintah hanya ketakutan saja. Langkah pemerintah ini tidak sesuai dengan hak warga negara yang berserikat dan berkumpul," jelasnya.

Baca juga : Kuasa Hukum HTI: Jangan Gembira Dulu dengan Putusan PTUN

Rektor ITS, Prof Djoni Hermana, mengaku sudah memangggil tiga pejabat yang juga dosen ITS tersebut untuk dimintai klarifikasi. ITS juga membentuk tim investigasi untuk masalah ini.

Selain Prof Daniel Rosyid, dua nama dosen juga disebut pendukung HTI, yakni Kepala Laboratorium Teknik Fisika Andi Rahmadiansah, dan Kepala Program Studi Pascasarjana Teknik Material Lukman Noerochim.

Kompas TV Di hadapan anggota HTI, mantan Juru Bicara HTI menegaskan menolak putusan hakim PTUN Jakarta.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com