Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dieksploitasi, Setengah Gunung Sirnalanggeng Hilang

Kompas.com - 07/05/2018, 19:11 WIB
Farida Farhan,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Eksploitasi di Gunung Sirnalanggeng di Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang, mencapai 1,053 km2. Itu artinya, setengah dari gunung tersebut sudah hilang.

Dengan ketinggian mencapai 150 meter, pengerukan bebatuan andesit di gunung dengan tinggi 334 mdpl itu hampir mencapai 40 persen. 

Cuaca di sekitar gunung tersebut pun sangat menyengat, berbeda dengan daerah pegunungan lainnya.

Hal tersebut merupakan hasil pengukuran geospasial Koalisi Melawan Tambang (KMT) Kabupaten Karawang pada Desember 2017.

Baca juga : Tiap Hari 100 Truk Tambang Lintasi Desa Ini, Jalan Rusak hingga 5 KM

"Penambangan telah mengubah bentuk dan ekosistem Gunung Sirnalanggeng," ujar Yuda Febrian Silitonga, dari KMT Karawang, Senin (7/5/2018).

Berdasarkan penelitian KMT, mata air di gunung itu telah hilang karena habis ditambang. Dampaknya, Sungai Cicaban dan Sungai Cipagadungan menjadi kering saat kemarau. 

Hilangnya mata air di Gunung Sirnalanggeng juga berdampak pada Kanal Irigasi Tarum Barat. Akibatnya, air di kanal irigasi untuk pertanian berkurang hingga 10 liter per detik.

"Pasokan air bagi DKI juga berkurang. Data dari PAM Jaya menunjukkan, setelah air di Sungai Cicaban dan Cipagadungan berkurang, mereka defisit air  hingga 4.500 liter per detik. Kita sudah bandingkan langsung hasil pengukuran kita dengan data dari PAM Jaya," kata Yuda. 

Begitupun dengan warga di kaki Gunung Sirnalanggeng, merasakan kesulitan air. Warga bahkan kerap membeli air untuk kebutuhan sehari-hari.

"Kalau sudah begitu, biasanya warga di sini beli," kata  Supriyadi (47), warga Desa Cintalanggeng, ketika ditemui Minggu (6/5/2018).

Panjat Tebing

Gunung Sirnalanggeng terletak di Desa Kutalanggeng dan Cintalanggeng, Kecamatan Tegalwaru. Sejak 2002, gunung itu mulai ditambang. 

"Pada 2014 lalu saat ke Gunung Sirnalanggeng kami melihat ada mata air, tetapi saat ini kami tidak melihat (mata air)," ungkap Arif Munawir, pemanjat dari Climbing Partners Karawang.

Arip dan rekan-rekan yang tergabung dalam Climbing Partners Karawang mengkampanyekan Karawang melawan tambang lantaran melihat banyak hal.

Salah satunya agar tempat belajar mereka tak hilang.

Baca juga : Kisah Penarik Perahu Tambang, Pahlawan Sungai Tuntang

"Karena medianya panjat tebing, kami coba berkampanye Karawang menolak tambang agar tempat belajar kami tidak hilang," ungkap Arip.

Arip mengungkapkan, kawasan Gunung Sirnalanggeng, memiliki spot panjat tebing yang sempurna, tak kalah dari daerah lain.

"Bagi yang tertantang untuk melakukan panjat tebing yang ekstrem dan sempurna, di sana (tebing Gunung Sirnalanggeng) ada," tambahnya.

Sementara itu, Leader Climbing Partners Karawang Ahmad Dadan mengatakan, panjat tebing dilakukan sebagai simulasi keselatan vertikal.

Kompas TV Korban helikopter jatuh di area Tambang, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, bernama Aris Heni Iriawan, tiba di rumah duka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com