Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Diikuti 5 Siswa, USBN Madrasah Ibtidaiyah di Garut Numpang ke Sekolah Lain

Kompas.com - 03/05/2018, 18:58 WIB
Ari Maulana Karang,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Lima siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pendidikan Umat Islam (PUI) yang ada di kawasan Sukaregang Kelurahan Kota Wetan Kecamatan Garut Kota, terpaksa menumpang Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) ke sekolah lain. Karena, di sekolahnya hanya lima siswa yang jadi peserta USBN.

"Minimal kan 15 atau 20 siswa, jadi sudah lama setiap ujian sekolah kami numpang ke sekolah lain," jelas Ihat Solihat, Kepala Sekolah MI PUI saat ditemui di MI Panagan yang ada di Kelurahan Sukanegla, Kecamatan Garut Kota, Kamis (3/5/2018) siang.

Lokasi MI PUI sendiri, berada di tengah perkampungan padat penduduk yang ada di kawasan sentra industri kulit Sukaregang. Sementara, sekolah tempat pelaksanaan UN ada di pinggiran kota yang jaraknya lebih dari 8 kilometer.

"Kami sewa angkot pulang pergi selama pelaksanaan UN," jelas Ihat.

Baca juga : Peringatan Hardiknas Diwarnai Anjloknya Nilai UN SMA Jawa Timur

Menurut Ihat, MI PUI sendiri berdiri sejak tahun 1960 dan didirikan oleh pamannya, almarhum Kasman Ganda Sonjaya. Ihat adalah kepala sekolah keempat di MI PUI. Jabatan kepala sekolah diembannya sejak tahun 2007 lalu.

"Saya keturunan pendiri sekolah ini, jangan sampai tutup, semua karena Allah saja," ujar kepala sekolah berstatus honorer ini.

Ihat bercerita, sebenarnya sekolahnya pada tahun 1990-an memiliki banyak siswa. Satu kelas, bisa diisi hingga 50 siswa. Makanya, pada masa itu ada sekolah siang karena sekolahnya hanya memiliki dua lokal kelas dan satu ruang guru merangkap ruang kepala sekolah.

Saat ini, menurut Ihat semua siswa MI PUI tidak ada satupun yang dipungut bayaran. Karena, telah ditanggung oleh BOS. Dari dana BOS pula Ihat bersama 7 guru lainnya mendapat honor. Meski demikian, animo masyarakat untuk bersekolah di MI PUI sangat kecil.

"Mungkin karena bangunannya jelek, orang sekitar sekolah saja sekolahnya ke luar," jelas pengurus wanita Persatuan Umat Islam (PUI) Kabupaten Garut ini.

Baca juga : Serfitikat Hasil UN Kini Gunakan Penanda Digital

Sebagai kepala sekolah, Ihat mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk menarik siswa. Meski tiap tahun dirinya mendatangi rumah-rumah warga sekitar sekolah untuk mendaftar. Namun, tidak ada yang mau mendaftar.

"Sekarang jumlah total siswa ada 30 orang, 5 orang kelas 6 ikut ujian saat ini," katanya.

Reynaldi Aidil, salah satu siswa MI PUI yang menjadi peserta USBN mengaku merasa iri dengan siswa sekolah lain yang tidak perlu jauh-jauh mengikuti ujian.

Karena, dirinya harus pindah ke sekolah lain untuk mengikuti ujian bersama empat temannya Fahmi Saputra, Selvi Sukmawati, Citra Permatasari dan Elsa Rahayu.

Namun, semua itu tak menyurutkan semangat Reynaldi dan empat temannya mengikuti ujian. Sejak pagi, Reynaldi telah berangkat ke sekolah untuk ke tempat ujian menggunakan angkot bersama kepala sekolah dan dua guru pembimbingnya. 

Kompas TV Hari ini (3/5) hingga 5 Mei 2018 akan digelar ujian nasional tingkat Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, dan sederajat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com