PANGKEP, KOMPAS.com - Pelaksanaan Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) di SDN 30 Passalisiang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan ini hanya diikuti 2 peserta.
Mereka adalah Fardi dan Ainun, warga Kampung Bulu-bulu, Kelurahan Boriappaka. Sejak kelas 1 hingga sekarang ujian kelas 6, hanya dua murid itulah yang terdaftar di sekolah tersebut.
Sementara secara keseluruhan, siswa di sekolah yang berada di area pelosok pesisir ini hanya berjumlah 17 siswa.
Meski hanya berdua, keduanya tetap fokus menjawab soal bahasa Indonesia yang diujikan pada hari pertama USBN. Mereka diawasi 2 petugas dari sekolah lain.
Baca juga : 3 Hal Berbeda di USBN SD 2018
Kepala SDN 30 Passalisiang, Mardiana Rahman mengatakan, sulitnya akses jalan membuat warga enggan sekolah di sana. Warga lebih memilih meninggalkan daerah yang hingga kini belum menikmati penerangan tersebut.
“Mungkin karena akses yang sulit dijangkau, khususnya saat musim hujan. Serta listrik yang belum masuk di daerah ini memebuat warga lebih memilih pindah hingga berimbas berkurangnya jumlah siswa di sekolah ini,” tutur Mardiana.
Sebenarnya, jarak sekolahnya ke pabrik pengantongan dan pelabuhan semen terbesar di Indonesia hanya 4 kilometer.
Namun sekolah tersebut belum bisa dikatakan layak. Sebab dindingnya pun masih terbuat dari papan.