Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Buruh, Serikat Pekerja KAI Gelar Baksos di Jalur Rawan Longsor

Kompas.com - 01/05/2018, 20:08 WIB
Ari Maulana Karang,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Hari buruh internasional diperingati oleh Serikat Pekerja Kereta Api (SPKA) yang ada di Daerah Operasi (Daops) 2 Bandung menggelar kegiatan bakti sosial dengan melakukan penanaman pohon di jalur kereta api yang rawan longsor.

"Kita pilih lokasinya di Bumi Waluya kaitannya dengan upaya Daops 2 menangani daerah-daerah rawan, Bumi Waluya ini rawan pergerakan tanah," jelas Joni Martinus, Manager Humas PT KAI Daops 2 Bandung, di Stasiun Bumi Waluya Kecamatan Malangbong Garut Selasa (1/5/2018).

Bakti sosial, menurut Joni diisi dengan melakukan penanaman pohon-pohon produktif seperti tanaman buah-buahan yang juga bisa menguatkan struktur tanah. Selain itu, diharapkan pohon-pohon yang ditanam bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

"Ada 160 pohon buah-buahan keras yang bisa menguatkan struktur tanah ditanam, kita berharap masyarakat nanti bisa merasakan juga manfaatnya," katanya.

Selain menanam pohon, serikat pekerja KAI juga memberikan pengobatan gratis dan penyuluhan kesehatan gigi yang diikuti sedikitnya oleh 300 masyarakat sekitar Stasiun Bumi Waluya dengan mendatangkan dokter-dokter handal dari Unit Kesehatan Daops 2.

"Ini sejalan dengan upaya dari manajemen untuk terus memberikan kemanfaatan bagi warga sekitar di wilayah kerja PT KAI," katanya.

Camat Malangbong, Teten Sundara dalam sambutannya mengingatkan, saat ini banyak dilakukan acara penanaman pohon. Namun, masih belum sampai pada upaya memelihara pohon. Karenanya, dirinya mengingatkan agar pohon yang ditanam bisa dirawat.

Menurut Teten, kawasan jalur kereta api di sekitar stasiun Bumi Waluya, memang rawan pergerakan tanah. Makanya, perlu perhatian khusus agar jalur tersebut tidak terus terganggu. Jalur paling rawan, panjangnya menurut Teten mencapai 100 meter.

"Ada satu titik jalur sepanjang sekitar 100 meter, itu paling rawan, sekarang kereta kalau melintas di sana kecepatannya hanya 5 kilometer per jam," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com