Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Yogyakarta, Ada Tempat Sampah Khusus bagi Tunanetra

Kompas.com - 30/04/2018, 22:59 WIB
Markus Yuwono,
Farid Assifa

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Siswa tunanetra di SLB N 1 Bantul, Yogyakarta, kini tak perlu bingung untuk membuang sampah, karena sudah ada tempat sampah braille dan bersuara.

Tempat sampah tersebut merupakan hasil temuan Rizki Kurniawan Saputra (21), mahasiswa jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. 

Kepala Jurusan Tunanetra SLBN 1 Bantul, Abdul Adzim, menjelaskan, pemasangan tempat sampah braille dan bersuara tersebut untuk membantu siswa tunanetra membuang sampah.

"Temuan ini sangat membantu para siswa tunanetra saat membuang sampah," katanya kepada wartawan, Senin (30/4/2018).

Rizki Kurniawan Saputra, sang penemu, mengatakan, tempat sampah ini merupakan hasil skripsinya setahun terakhir di jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dengan fokus kajian pengelolaan sampah.

Selama ini, kata Rizki, belum ada tempat sampah untuk penyandang tunanetra.

"Kalau tempat sampah berwarna kan percuma (untuk tunanetra), saya berpikir bagaimana caranya mereka bisa mudah membuang sampah," ucapnya.

Baca juga : Setiap Hari, Petugas Kebersihan Angkut 8 Ton Sampah dari Teluk Ambon

Cara kerjanya memudahkan penyandang tunanetra saat membuang sampah. Di bagian atas tempat sampah ini dipasang keterangan sisa makanan, keras dan plastik dengan menggunakan huruf braille.

"Tangan ditaruh di atas tempat sampah, nanti tempat sampahnya buka sendiri," jelasnya.

Rizki mengatakan, tempat sampah tersebut juga memiliki suara. Suara itu berasal dari sejumlah komponen elektro yang dipasang sensor dan pengeras suara.

Rencananya, tempat sampah untuk tunanetra itu akan ajukan ke Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pendidikan. Harapannya, semua SLB bisa memasang tempat sampah ini.

"Untuk saat ini saya sedang mengurus Haki (hak atas kekayaan intelektual)," imbuhnya.

Baca juga : Peringati Hari Bumi, Akhiri Sampah Plastik Sekarang Juga!

Seorang siswa tunanetra di SLBN 1 Bantul, Yogyakarta, Winantu mengaku terbantu dengan adanya tempat sampah ini, karena ada fitur suara. Namun demikian, saat kondisi ramai ia mengaku kesulitan mendengarkan suara.

Kompas TV Minyak sintetis dari hasil pembakaran sampah bisa jadi minyak tanah, bensin premium, dan solar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com