Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Sebut Poro Duka Meninggal karena Ditembak Polisi

Kompas.com - 27/04/2018, 20:50 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Reni Susanti

Tim Redaksi

WAIKABUBAK, KOMPAS.com - Keluarga Poro Duka (40), warga Desa Patiala Bawa, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang tewas dalam bentrokan antara warga dan polisi, meminta polisi bertanggung jawab penuh atas insiden itu.

Petrus Lolu, juru bicara keluarga Poro Duka mengatakan, penyebab Poro Duka meninggal karena ditembak polisi. Itu terjadi saat bentrokan antara polisi dan warga di Desa Patiala Bawa.

"Kami sebagai keluarga dan masyarakat, mengetahui betul bahwa korban ini meninggal karena ditembak polisi," tegas Petrus kepada Kompas.com, Jumat (27/4/2018).

Pihaknya, lanjut Petrus, menuntut keadilan dari Polri. Tak hanya itu, instansi terkait lainnya juga harus ikut bertanggung jawab.

(Baca juga : Pengukuran Tanah, Personel Polisi dan TNI Diserang, 1 Warga Tewas )

Petrus mengaku, pada Kamis (26/4/2018), pihaknya menggelar aksi unjuk rasa di Polres Sumba Barat dan DPRD Sumba Barat, agar kasus ini segera diusut. 

"Kami gelar aksi demo, karena ada statement dari polres bahwa korban meninggal bukan karena tembakan," sebutnya.

Hari ini, sambung Petrus, sedang dilakukan otopsi terhadap jenazah Poro Duka di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waikabubak. Hingga kini, pihaknya belum mendapatkan hasil otopsinya.

Terkait kejadian tersebut, pihaknya akan menyurati Mabes Polri, Kompolnas, Komnas HAM, guna menindaklanjuti kasus ini hingga tuntas.

"Harapan kita, kasus ini diungkap, agar pelaku bisa bertanggung jawab, dalam hal ini Polres Sumba Barat," ucapnya.

(Baca juga : Warga Bentrok dengan Petambang Pasir Ilegal)

Kabid Humas Polda NTT Kombes Jules Abraham Abast mengatakan, pengamanan sudah dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Polisi juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan anarki.

Namun, masyarakat malah menyerang petugas keamanan dengan batu, sehingga polisi melakukan tembakan peringatan.

Lagi-lagi warga tak mengindahkan peringatan petugas. Warga malah bertindak brutal dengan melempari petugas secara bertubi-tubi.

"Dalam kondisi terdesak, akhirnya petugas mengeluarkan tembakan gas air mata,” kata Kombes Jules.

Di tengah kericuhan, terdengar teriakan dari kelompok warga bahwa ada yang terjatuh.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com