YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais mengatakan, dalam dinamika demokrasi, agak "ramai" merupakan hal biasa.
Bahkan di Pemilu pertama di Indonesia, partai-partai saling sindir dan saling ejek. Namun setelah itu tetap damai.
"Saya seorang anak bangsa yang sudah mengalami Pemilu sejak tahun 55 (1955). Tahun itu umur saya 11 tahun, kelas 6 SD," ujar Amien seusai pencocokan dan penelitian (coklit) calon pemilih di kediamannya Condong Catur, Caturtunggal, Depok, Sleman, Jumat (27/4/2018).
Saat itu, menjelang Pemilu 1955, Amien melihat partai-partai politik ketika berkampanye saling melontarkan sindiran, bahkan mengejek satu sama lain. Tetapi waktu itu tidak ada sama sekali bentrok fisik.
(Baca juga : Amien Rais Sebut PAN Dukung Prabowo, Ini Tanggapan Zulkifli Hasan)
"Saling sindir dan ejek, terutama Masyumi dengan PKI. Waktu itu ada empat partai besar, PNI, Masyumi, NU, dan PKI, tetapi indah sekali. Tidak pernah ada jotosan atau perkelahian. Itu adalah pengalaman kita sebagai bangsa untuk berdemokrasi," tuturnya.
Tahun 1959, terjadi semacam penipisan demokrasi Orde Lama dengan menggunakan sistem demokrasi terpimpin.
"Saya ingin mengatakan demokrasi terpimpin itu lebih banyak terpimpinnya. Demokrasinya ga ada. Tidak ada oposisi, tidak ada demo dan lain-lain," tegasnya.
Setelah itu, muncul pemerintahan Orde Baru yang berlangsung selama 32 tahun lebih. Orde Baru mengulangi hal yang sama, menggunakan sistem demokrasi, tetapi rasa kerajaan.
"Tidak ada oposisi, namanya demokrasi Pancasila," tandasnya.
(Baca juga : Menteri Agama: Seharusnya Pak Amien Rais Menjelaskan, Apa yang Dimaksud Politik? )
Tahun 1998 terjadi reformasi di Indonesia. Sejak itulah menjadi demokrasi sejati.
"Setelah reformasi kita menikmati demokrasi sejati, tanpa embel-embel, demokrasi titik. Demokrasi yang punya pondasi moral dan terbuka," ungkapnya.
Ia mengaku, dalam demokrasi terkadang ada ekses. Namun ia yakin, kondisi Indonesia tetap aman dan damai.
"(Demokrasi) agak "ramai" itu biasa, di Amerika kadang-kadang lebih gawat lagi, lebih norak lagi. Di tempat kita ini kadang-kadang tajam, tetapi saya yakin (aman)," tutupnya.