KENDAL, KOMPAS.com - Puluhan warga Kendal yang rumahnya terkena dampak pembangunan jalan tol Semarang-Batang menginap di Gedung DPRD Kendal, Jalan Soekarno-Hatta, Kendal, Jumat (27/4/2018).
Mereka menginap dengan membuat tenda di halaman kantor DPRD Kendal karena rumahnya dieksekusi setelah tidak mau menerima uang ganti yang sudah dititipkan di Pengadilan Negeri Kendal.
Menurut Sodikin, salah satu warga yang rumahnya terkena dampak pembangunan jalan tol, dirinya bersama warga lain terpaksa menginap di halaman kantor DPRD karena tidak mempunyai tempat tinggal.
Sebab, rumahnya sudah digusur menggunakan alat berat setelah ia tidak mau mengambil uang ganti di PN Kendal.
“Saya belum mau menerima uang ganti. Sebab, tanah dan rumah saya dihargai murah,” kata Sodikin.
Baca juga: Pembangunan Jalan Tol di Kendal Diprotes, Warga Tuntut Jalan Utama Dibuka
Warga Kertosari Brangsong tersebut mengaku rumahnya sudah dieksekusi satu minggu lalu. Selama ini, ia bersama keluarganya tinggal di rumah saudara.
“Saya malu kalau tinggal di rumah saudara terus,” ucapnya.
Senada dengan Sodikin, warga lain, Somiatun, mengaku bahwa dirinya belum mau menerima uang ganti.
Sebab, uang ganti yang diberikan terlalu rendah dan tidak bisa dibelikan rumah yang luas dan besarnya sama.
“Saya akan menginap di sini,” ujar Somiatun.
Sementara itu, koordinator warga yang rumah dan tanahnya terkena dampak pembangunan jalan tol Semarang-Batang di Kendal mengatakan, ada sekitar 125 warga yang belum mau menerima uang ganti.
Persoalan mereka, rata-rata uang gantinya dinilai masih rendah. Ada juga yang pengukuran tanahnya dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional tidak sesuai dengan sertifikat.
“Sebenarnya warga minta ukur ulang, dengan disaksikan yang punya tanah atau rumah,” ujarnya.
Baca juga: Warga Kaliwungu Kendal Tuding Jalan Tol Penyebab Banjir Bandang
Kartiko menegaskan, warga akan terus menginap di tenda yang mereka buat di halaman Gedung DPRD Kendal sampai waktu yang belum ditentukan.
Sebab, mereka sudah tidak mempunyai rumah karena sudah dieksekusi.