Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Ramadhan, Pemandu Karaoke Gembol Dapat Siraman Rohani

Kompas.com - 25/04/2018, 21:52 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Reni Susanti

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Menjelang bulan suci Ramadhan, puluhan pemandu karaoke (PK) dan para pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi Sukosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang mendapatkan siraman rohani.

Bertempat di aula lokalisasi yang dikenal dengan nama Gembol, Rabu (25/4/2018) siang, sebanyak 48 pemandu karaoke dan PSK dengan khusuk mendengarkan tausiyah.

Tausiyah disampaikan para penyuluh agama Islam dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Semarang.

“Tujuannya untuk bekal mereka supaya nanti saat bulan Ramadhan, mereka tidak beroperasi, bisa lebih fokus beribadah,” ungkap Ketua Penyuluh Agama Islam Kemenag Kabupaten Semarang, Tasripan.

(Baca juga : Sedang Layani Tamu, Lima PSK Ditangkap di Apartemen Kalibata City )

Menurut Tasripan, selain silaturahmi, kegiatan ini untuk memberikan pemahaman nilai-nilai agama kepada para pemandu karaoke dan PSK di lokalisasi tersebut.

Kegiatan semacam ini, lanjutnya, sudah rutin dilakukan di beberapa lokalisasi di Kabupaten Semarang.

Sebenarnya, sambung Tasripan, para PK dan PSK yang terperangkap dalam dunia prostitusi lebih banyak dikarenakan faktor ekonomi.

Namun walau sudah terlanjur terjerumus, para PK dan PSK ini juga berhak mendapatkan pencerahan rohani agar lambat laun timbul kesadaran untuk berhenti dan bertaubat.

“Meski bekerja seperti itu, setidaknya mereka mau melaksanakan shalat,” ujarnya.

(Baca juga : Disaksikan Ribuan Orang, Dua Terpidana PSK Online di Banda Aceh Dihukum Cambuk )

Penyuluhan kepada para penghuni lokalisasi Gembol, imbuhnya, sudah dilakukan sejak 2011. Setiap bulan, tempatnya bergiliran dari wisma satu ke wisma lainnya.

Tasripan mengaku, tidak mudah memberikan penyadaran kepada para wanita yang hidup dalam gemerlapnya dunia malam ini.

Namun berkat ketulusan dan kesabaran para penyuluh ini, para PK dan PSK yang mengikuti kegiatan pengajian semakin bertambah.

“Kita harus menyentuh dari hati yang paling dalam agar mereka tidak selamanya bekerja seperti ini. Mereka juga ingin kembali ke keluarga mereka, ke masyarakat normal,” ucapnya.

Kasi Bimnas Kemenag Kebupaten Semarang, Suratno Syukron mengungkapkan, jumlah PK dan PSK di lokalisasi Gembol saat ini sebanyak 125 orang.

Jumlah tersebut sudah berkurang karena setiap tahunnya rata-rata ada 10 orang yang berhenti dan kembali kepada keluarganya ke kehidupan yang normal.

"Kami apresiasi saudara-saudara kita di sini yang punya itikad baik untuk berubah. Tiap bulan peserta yang mengikuti siraman rohani terus meningkat, artinya mereka memang ingin berubah ke arah yang lebih baik,” ungkap Suratno.

Selain karena himpitan ekonomi, para wanita yang terjerumus PK dan PSK di Gembol ini dikarenakan minimnya pemahaman tentang ilmu agama.

Namun, setelah mendapatkan bimbingan dari para penyuluh agama, perlahan pola pikir penghuni lokalisasi juga berubah.

"Dibuktikan dengan banyaknya penghuni yang mau keluar dari lokalisasi dan kembali ke masyarakat," tutupnya.

Kompas TV Pelaku sudah menjalankan bisnis prostitusi online sejak empat tahun lalu.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com