Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Angin Puting Beliung di Yogyakarta Terjadi karena Masuk Musim Pancaroba

Kompas.com - 25/04/2018, 13:22 WIB
Wijaya Kusuma,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memasuki masa pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau.

Pada masa pancaroba ini, cenderung terbentuk awan cumulonimbus hingga menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem, seperti fenomena angin puting beliung.

"Iya, wilayah DIY sudah mulai memasuki pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau," ujar Forecaster Stasiun Klimatologi Mlati, BMKG DIY, Agus Triyanto, saat ditemui Kompas.com, Rabu (25/4/2018).

Agus menuturkan, pada masa pancaroba, awan-awan yang terbentuk adalah awan-awan seperti cumulonimbus.

Awan tersebut berpotensi menyebabkan timbulnya cuaca ekstrem, salah satunya puting beliung.

"Kalau awan cumulonimbus di awal musim hujan hingga akhir musim hujan memang sering muncul. Di awal musim, cuaca ekstrem seperti puting beliung lebih sering terjadi," ucapnya.

Baca juga: Yogyakarta Dilanda Puting Beliung, Atap Rumah Beterbangan

Berdasarkan data, lanjutnya, awal musim hujan lebih banyak terjadi puting beliung. Di awal musim kemarau juga ada meskipun frekuensinya kecil.

"Dari data kami menunjukkan, awal musim hujan justru lebih banyak terjadi puting beliung dibandingkan akhir musim hujan. Akhir musim hujan juga ada, tetapi frekuensinya kecil," tutur Agus.

Menurut dia, pada Selasa (24/4/2018) sekitar pukul 13.00 WIB, sudah terpantau adanya awan cumulonimbus.

Melihat hal itu, pihaknya mengeluarkan peringatan dini ke berbagai instansi terkait akan adanya potensi cuaca ekstrem di Sleman, Kota Yogyakarta, dan Bantul.

"Dari peralatan radar cuaca, jam 1 kemarin sudah terpantau. Ternyata setelah kami amati, pertumbuhan awan cumulonimbus cepat sekali, tidak sampai 15 menit," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, puting beliung terjadi pada Selasa (24/4/2018) sekitar pukul 14.00 WIB.

Tak hanya di Kota Yogyakarta, puting beliung juga melanda wilayah Kabupaten Bantul. Akibatnya, rumah warga mengalami keusakan di bagian atap.

Baca juga: Rumahnya Rusak akibat Puting Beliung, Warga Gotong Royong Bersihkan Puing-puing 

Kompas TV Tak hanya merusak rumah, jaringan listrik dan komunikasi di wilayah ini juga putus.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com