Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi: Generasi Milenial Itu Justru Paham Pentingnya Lingkungan

Kompas.com - 24/04/2018, 06:33 WIB
Irwan Nugraha,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

KUNINGAN, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, zaman milenial itu justru menjalankan pemahaman pembangunan dengan dasar pentingnya peran lingkungan di suatu daerah atau negara. 

"Justru generasi zaman milenial itu membuat pembangunan dengan dasar pertimbangan tak mengganggu lingkungan. Bukan zaman milenial seperti kita yang dianggap membangun dengan merusak lingkungan," ungkap Dedi saat berkunjung ke Kuningan, Senin (23/4/2018).

Dedi memisalkan, suatu daerah yang melakukan pembangunan tanpa mengindahkan aspek lingkungan pasti akan muncul bencana alam.

Soalnya, alam terganggu atau berubah fungsinya hanya karena ingin disebut sebagai daerah zaman milenial.

Bukan hanya dilihat secara fisik pembangunan, justru pemahaman kepada generasi sekarang tentang zaman milenial yang menganut falsafah lingkungan harus segera disosialisasikan.

"Jangan hanya karena ingin disebut sebagai generasi milenial terus merusak lingkungan dan menjadi siksaan bagi masyarakat setempat. Ini pemahaman yang harus kita perbaiki. Toh, di luar negeri justru merujuk pembangunan kepada pentingnya alam sekitar," tambah dia.

Baca juga: Bertemu Pemulung Lumpuh, Dedi Mulyadi Bilang Pemerintah Bisa Buat Mereka Bahagia

Dedi menilai falsafah pentingnya kelestarian alam untuk menjaga keseimbangan lingkungan sudah diajarkan sejak zaman dulu di seluruh daerah Jawa Barat.

Dengan demikian, pembangunan bisa dijalankan sedemikian rupa, tetapi harus melalui pengelolaan tata ruang yang tak mengganggu lingkungan.

"Pembangunan di era milenial ini tentu bisa dilakukan semodern mungkin, tapi tetap jangan sampai mengganggu lingkungan alam sekitar," ungkapnya.

Cegah banjir melalui alam

Sebelumnya diberitakan, Dedi Mulyadi mengatakan, situ atau danau resapan air yang berada di seluruh daerah Jawa Barat akan dilestarikan dan diberikan perhatian khusus.

Sebab, situ memiliki fungsi sejak dulu sebagai penampung air saat musim hujan dan cadangan air pada musim kemarau.

"Situ atau danau resapan air di berbagai daerah baik yang kecil maupun yang besar harus diselamatkan dan tidak boleh lagi digunakan untuk kepentingan bisnis atau kepentingan lainnya, karena situ merupakan tempat penyimpanan air dan Jawa Barat akan terjaga dari bencana banjir," jelas Dedi Mulyadi di Situ Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Sabtu (21/4/2018).

Selama ini, tambah Dedi, situ atau danau di berbagai daerah di Jabar merupakan bagian penting bagi kehidupan masyarakatnya. Namun, sekarang ini banyak dialihfungsikan untuk komersialisasi. 

"Sekarang orang-orang banyak tak tahan yang inginnya mengubah situ atau danau kecil menjadi lahan properti. Ini akan menjadi bahan pemikiran ke depan, nanti akan dihitung dan diinventarisir berapa situ yang terdapat di jawa barat," tambah dia.

Baca juga: Dedi Mulyadi Sebut Pelestasrian Situ Akan Cegah Banjir di Jabar

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com