Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjerat Kriminalitas, 3 Siswa SMP/MTs Gunung Kidul Jalani UNBK di Lapas

Kompas.com - 23/04/2018, 13:51 WIB
Markus Yuwono,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Suasana Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMP/MTs di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) Kelas IIB Yogyakarta di Kabupaten Gunung Kidul berbeda dari ujian nasional lainnya.

Tiga orang peserta harus menjawab menggunakan kertas soal ujian yang diberikan.

Dari tiga orang yang terjerat kasus, salah seorang peserta menjalani ujian pada pagi hari, sedangkan dua orang melakukannya pada siang hari di aula terbuka.

Dua orang itu mengerjakan bersama dan ditunggui dua orang pengawas serta beberapa orang petugas LPKA.

Kepala Subsesi Pendidikan dan Bimkesmas LPKA Rutan Klas II B Wonosari, Setiyawan Nugroho Endiyanto, mengatakan, dari 31 orang warga binaan, ada tiga orang siswa yang berasal dari Bantul, Kulon Progo, dan Sleman hari ini mengerjakan ujian tingkat SMP/MTs.

"Tiga orang melaksanakan ujian hari ini. Mereka sudah didaftarkan sekolahnya untuk ujian. Kami hanya memfasilitasi," kata Endiyanto saat ditemui di sela mengawasi ujian, Senin (23/4/2018).

Ketiganya terjerat kasus pelecehan seksual, curanmor, dan pengeroyokan masuk ke LPKA baru beberapa bulan terakhir.

Pihak LPKA berkoordinasi dengan sekolah untuk untuk persiapan maupun pelaksanaan ujian.

Ujian pun berbeda, setelah selesai UNBK di sekolah, mereka baru mendapatkan salinan soal ujian.

"Sebelum ujian, kami berkoordinasi dengan sekolah dan orang tua untuk persiapan. Sekolah jika ada modul atau LKS bisa mengirimkan ke sini, dan orang tua jika memiliki buku bisa dikirimkan ke sini," tuturnya.

Baca juga: Ikuti UNBK, Siswa SMP di Gunung Kidul Seberangi Sungai dengan Perahu

Endiyanto mengatakan, untuk pelajaran setiap Senin dan Kamis dilakukan pendampingan dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunung Kidul dengan mengirimkan guru.

Mereka belajar dari pukul 08.30 WIB sanpai jam 11.00 WIB.

"Selain sekolah, mereka juga mendapatkan keterampilan mulai dari musik, perikanan, dan berbagai kegiatan lainnya," imbuhnya.

Dia berharap setelah mereka diberikan kesempatan untuk ujian bisa melanjutkan cita-citanya.

"Di sini mereka dibina layaknya anak lainnya. Mereka mendapatkan fasilitas pendidikan hingga kegiatan lainnya," ucapnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com