Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Kali Gempa Susulan di Banjarnegara, Pengungsi Bertambah hingga Jatuh Sakit

Kompas.com - 22/04/2018, 23:58 WIB
Iqbal Fahmi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BANJARNEGARA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, pada Minggu (22/4/2018), sedikitnya terjadi tiga kali gempa susulan di kawasan episenter Kecamatan Kalibening, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie merinci, gempa pertama terjadi pukul 00.55 WIB, berkekuatan magnitudo 2.0, dengan kedalaman 6 kilometer.

Sementara gempa kedua terjadi pukul 01.53 WIB, berkekuatan magnitudo 1.5, dengan kedalaman 3 kilometer. Sedangkan gempa ketiga terjadi pukul 03.58 WIB, berkekuatan magnitudo 1.4, dengan kedalaman dangkal 1 kilometer.

Akibat gempa-gempa susulan tersebut, jumlah pengungsi terus bertambah.

Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Andri Sulistyo mengatkaan, hingga Minggu, sedikitnya ada 3.506 jiwa dari 908 kepala keluarga yang masih menghuni tenda-tenda pengungsian di delapan titik desa di Kecamatan Kalibening.

Sementara Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara, Arif Rahman mengungkapkan, kondisi fisik dari para pengungsi tersebut mulai menurun.

Dari empat pos pelayanan kesehatan, Arif mencatat ada sekitar 178 pengungsi yang mengeluh sakit. Sementara di Puskesmas, masih tersisa tiga pasien rawat inap, tiga pasien rawat jalan, dan dua pasien juga telah dirujuk ke RSUD.

“Rata-rata diagnosis penyakit yang dikeluhkan ada hipertensi, diare, dan psikis. Untuk korban gempa susulan, Sabtu (21/4/2018), ada enam orang, semua luka ringan dan shock, masih tersisa satu pasien dirawat inap di Puskesmas,” katanya.

Sementara itu, Bidan Puskesmas Kalibening, Endang Sri Hastuti mengatakan, lokasi pengungsian untuk ibu hamil dan balita kurang representatif.

Di pos pengungsian khusus hanya berukuran 10x10 meter ini dipaksa untuk menampung 89 ibu hamil dan balita. Walhasil, masih ada sebagian dari para pengungsi yang seharusnya mendapatkan perawatan khusus ini akhirnya tidur hanya beralaskan karpet.

“Hingga hari ini, ada tiga ibu hamil yang mengalami hipertensi, mengeluh mual dan pusing. Kami sudah berikan terapi, jika masih berlanjut maka akan kami rujuk ke Puskesmas, karena berisiko memicu keracunan kehamilan,” ujarnya.

Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono mengatakan, kebutuhan logistik yang dibutuhkan pengungsi saat ini antara lain permakanan seperti air mineral, beras, minyak, lauk pauk hingga gas LPG.

Selain itu, masih banyak pengungsi yang belum mendapat perlengkapan tidur, alat mandi, hingga popok bagi balita maupun dewasa. Peralatan kerja juga diperlukan seperti sekop, cangkul, masker, sarung tangan, sepatu booth, dan kereta dorong.

“Kami mohon kepada para relawan yang hendak menyalurkan bantuan dapat dikoordinir di Pendopo Kabupaten Banjarnegara agar mudah bagi kami untuk mengoordinir dan agar tepat sasaran dalam pendistribusian,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com