KUPANG, KOMPAS.com - Balai Konservasi Kawasan Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggandeng para istri nelayan di Kelurahan Sulamu, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, membersihkan pantai di wilayah tersebut.
Kepala Balai Konservasi Kawasan Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Ikram Sangadji mengatakan, kegiatan itu digelar dalam rangka memperingati Hari Kartini.
"Kegiatan bersih-bersih sampah di pantai bersama para istri-istri nelayan ini, untuk memperingati Hari Kartini 21 April 2018 dan Hari Bumi 22 April 2018 besok,"ucap Ikram di Kelurahan Sulamu, Sabtu (21/4/2018) sore.
Menurut Ikram, aktivitas budidaya rumput laut menggunakan tali dan botol plastik sebagai media budidaya, berpotensi menjadi sampah dan bahan cemar, karena dibuang ke laut.
Baca juga : Budidaya Rumput Laut Pakai Tali dan Botol Plastik Bisa Mencemari Laut
Demikian juga lanjut Ikram, dengan nelayan yang menggunakan pancing dan pukat, serta bahan bakar solar dan oli.
Selain itu kata Ikram, area budidaya rumput dan pukat, sering terjerat jenis ikan yang dilindungi terutama penyu, lumba-lumba dan mega fauna lainnya.
Ketidak pahaman dan rendahnya kesadaran, serta kurangnya sosialisasi dari pemerintah sebut dia, menyebabkan permasalahan tersebut terus berlangsung.
Karena itu lanjut Ikram, selain mengajak para istri nelayan, pihaknya juga mengajak Dinas Kelautan dan Perikanan NTT, Dinas Kebersihan dan Kehutanan Kabupaten Kupang, Polsek, Koramil, Camat dan Lurah Sulamu bersama masyarakat melakukan aksi bersih pantai dari sampah plastik, serta unorganik lainnya.
Baca juga : Delapan Superhero dan Sinterklas Perangi Sampah di Pantai Kuta
"Kita juga memberikan bimbingan teknis pengelolaan lingkungan kepada 300 pembudidaya rumput laut, nelayan dan para istrinya,"kata Ikram
Dalam kegiatan bersih sampah itu, BKKPN Kupang, juga memberikan bantuan peralatan kebersihan dan membagikan botol tempat minum kepada masyarakat, sebagai salah satu pembelajaran penggunaan botol air minum yang dapat diisi ulang.
"Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi penggunaan minuman berkemasan plastik yang botolnya dibuang ke laut," ucapnya.
Sementara itu, salah seorang istri nelayan Sulamu Siti Fatima Kewa Ama mengaku berterima kasih kepada pihak BKKPN Kupang yang telah memberikan bantuan tempat sampah dan bimbingan tentang bahaya sampah bagi biota laut.
"Selama ini kami sering buang sampah sembarangan. Sampah yang ada biasanya kami bakar dan sebagiannya kami buang. Sekarang, setelah mendengar penjelasan dari BKKPN Kupang, kami jadi akan bahaya sampah bagi biota laut," ucapnya.