Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Usia Senja, Nenek Oom Asal Ciamis Tetap Berjualan Sayur Keliling demi Hidup

Kompas.com - 21/04/2018, 10:09 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

CIAMIS, KOMPAS.com - Cuaca di daerah pegunungan Desa Cijulang, Kecamatan Cihaurbeulit, Kabupaten Ciamis, terasa sejuk berbeda dengan wilayah perkotaan.

Hiruk pikuk warga untuk pergi bertani di pagi hari seakan menjadi pemandangan indah tatkala menyusuri perkampungan dengan hamparan sawah luas.

Memasuki sebuah kampung Cikole di desa itu, terlihat seorang nenek berusia sekitar 80 tahunan bernama Mak Omah alias Mak Oom, yang berjalan sudah membungkuk membawa keranjang dagangan sayuran.

Suara parau nenek itu menawarkan sayuran yang dibawanya kepada warga di rumah-rumah yang dilaluinya.

Diselingi suara batuk, teriakan serak Mak Oom, seakan menjadi ciri khas dan sudah dikenal warga sebagai pedagang sayur keliling di pagi hari.

Saat berjualan sayur, Mak Oom tak menduga bisa berjumpa dengan mantan Bupati Purwakarta dua periode Dedi Mulyadi di sebuah gang sempit kampungnya saat berdagang, Jumat (20/4/2018) kemarin.

Baca juga : Dedi Mulyadi Sebut Festival Sunda Jazz Perlu Digelar untuk Lestarikan Terompet Sunda

Dedi yang sedang bertemu warga di kampung itu langsung merangkul nenek itu sembari berjalan pelan.

"Ini teh ada apa? Bapak ramai-ramai begini mau ke mana. Emak kaget ada apa ini," ungkap Mak Oom, sembari bertanya kepada pria yang merangkulnya sembari membawakan keranjang dagangannya.

Rumah dirobohkan

Mak Oom pun diajak oleh calon Wakil Gubernur Jabar itu menuju rumahnya. Awalnya, Mak Oom menolak karena mengaku malu rumahnya jelek dan hampir roboh. Ia pun selama ini tinggal bersama adik perempuannya yang sama sudah berusia renta.

"Mak mah enggak punya anak, selama ini tinggal di rumah sama adik emak. Malu, rumah emak reyot sudah mau roboh," tambah dia sembari berbicara terbata-bata dan wajahnya yang selalu tersenyum.

Setibanya di rumah Mak Oom, Dedi Mulyadi bersama ustaz dan warga setempat terlihat kaget dengan kondisi rumah nenek itu yang benar-benar hampir roboh. Secara spontan, Dedi langsung mengambil tangga dan meminta bantuan warga untuk merobohkan rumah tersebut.

"Ini saya bersama Mak Oom, pejuang tangguh yang selalu tersenyum meskipun kondisinya serba kekurangan dan tak memiliki anak sampai sekarang. Ini rumah akan dirobohkan untuk diperbaiki. Kalau tidak, bagaimana kalau nanti pas hujan roboh dan menimpa emak-emak di dalamnya," ujar Dedi saat akan menaiki tangga untuk menurunkan genting di atap rumah semi permanen berukuran sekitar 3x4 meter tersebut.

Hidup susah di usia senja

Dedi kagum dengan perempuan tua itu yang masih terus bekerja berjualan sayur meski badannya sudah bungkuk karena usia senja. Kemiskinannya tidak membuat dia putus asa walau hidup sebatangkara.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com