SEMARANG, KOMPAS.com - Kartu tani yang menjadi program andalan calon gubernur nomor urut 1 dipertanyakan dalam debat perdana Pilkada Jawa Tengah, Jumat (20/4/2018) malam.
Kartu itu dinilai sebagai program yang gagal oleh pasangan nomor urut 2 Sudirman Said-Ida Fauziyah.
Lalu apa tanggapan Ganjar?
"Kartu tani ini memastikan agar subsidi tidak salah sasaran. Kalau KTP didata baik. Kartu tani data pertanian karena orang yang punya enggak beli pupuk bersubsidi," ujar Ganjar.
Lebih lanjut, suami Siti Atiqoh menilai kartu tani penting sebagai pengakuan atas profesi petani. Melalui kartu tani, pemerintah memastikan dan mengakui pekerjaan-pekerjaan mereka.
Namun jawaban Ganjar dipertanyakan Sudirman. Dalam berbagai kunjungan ke daerah, Sudirman menemukan keluhan yang sama soal kartu tani.
Terkait anggapan kartu tani gagal, Ganjar tidak sepakat. Terlebih Sudirman juga hendak meluncurkan kartu pengganti kartu tani.
Baca juga : Kepada Sudirman, Ganjar Minta Diajari Buka 5 Juta Lapangan Kerja dalam 5 Tahun
Sudirman diminta tidak mencontoh kartu tani yang saat ini telah beredar di masyakat.
"Kelompok tani sudah ada. Sekarang penyuluh, dinas turun agar turun. Subsidi pupuk di Jateng itu kurang, semua kurang dan di bawah 70 persen. Kalah tidak ada identitas personal (kartu tani) maka akan jatuh siapa yang berhak dan tidak," tambahnya.
Baca juga : Ganjar Tepis Anggapan soal Keterlambatan Pengadaan E-KTP di Jateng
Sudirman kembali membantah keterangan Ganjar. Menurut Dirman, apa yang disampaikan Ganjar tidak sesuai yang terjadi di lapangan. Ia menilai, persoalan utama soal kartu tani ditutupi oleh jawaban lain.
"Wah di lapangan tidak begitu. Ini persoalan besar. Excuse menutupi persoalan sebenarnya," tandas Pak Dirman.