Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Perempuan Pengelola Sampah untuk Selamatkan Bumi

Kompas.com - 20/04/2018, 23:23 WIB
Markus Yuwono,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Banyaknya sampah yang tidak bisa didaur ulang membuat ibu-ibu warga Dusun Selang IV, Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, merasa prihatin.

Dengan inisiatif, warga ibu-ibu di dusun ini pun membuat berbagai kerajinan dari sampah plastik yang dibuat menjadi bernilai ekonomis tinggi. 

Salah satu penggagas pemanfaatan sampah ini yaitu Sulamini (45) mengatakan, awalnya dia mendapatkan pelatihan daur ulang sampah untuk bank sampah yang dimulai dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tahun 2012.

Saat itu bukan bank sampah, melainkan sodaqoh sampah. Setelah berjalan beberapa waktu, banyak anak muda yang ikut, tetapi tak bertahan lama karena sebagian memilih untuk merantau.

"Awalnya banyak anak muda yang membantu, tetapi karena sudah merantau lalu memilih meninggalkan," kata Sulamini di lokasi, Jumat (20/4/2018).

Saat ini usaha itu terus berkembang dan bersama 8 orang perempuan mengembangkan bank sampah Catur Mandiri.

Tak mudah mengajak warga untuk aktif menyetorkan sampahnya ke bank tersebut. Saat ini dua kali sebulan warga menyetorkan sampah rumah tangganya.

"Lebih kurang 40 nasabah bank sampah. Untuk yang aktif ikut mengelola daur ulang tidak begitu banyak," imbuhnya.

Baca juga: Kisah Wanita Kuli Panggul dan Penyakit yang Mengintai

Sulamini mengatakan, berbekal pengetahuan dari pelatihan, para pengelola mengolah sampah, seperti botol plastik, plastik bungkus makanan, hingga zak semen, dibuat menjadi kerajinan mulai dari vas bunga, tempat sampah, dompet, hingga berbagai produk kerajinan.

Untuk memasarkannya tidak begitu sulit karena sudah ada pelanggan. Selain itu, juga ikut pameran. Dalam seminggu, omzet yang dihasilkan maksimal Rp 1 juta, tetapi saat sepi hanya ratusan ribu.

"Bank sampah di sini selain mengurangi sampah untuk kesehatan lingkungan, juga menambah perekonomian keluarga sedikit-sedikit," ujar Sulamini. 

Warga yang ikut membantu mengelola bank sampah, Rani Widyaningsih, menambahkan, saat ini mereka cukup kewalahan untuk menerima pesanan dari luar karena masih sedikit warga yang ikut.

"Sebenarnya tidak sulit mengelola ini, tetapi mungkin karena membagi waktu dengan kegiatan mengurus rumah tangga," tutur Rani.

Baca juga: Pemuda Ini Sulap Sampah Laut Jadi Siluet Kayu Ukir Wajah Jokowi hingga Habibie 

Warga Dusun Selang IV, Selang, Wonosari, Gunung Kidul, menunjukkan hasil olahan sampah menjadi kerajinan.Kompas.com/Markus Yuwono Warga Dusun Selang IV, Selang, Wonosari, Gunung Kidul, menunjukkan hasil olahan sampah menjadi kerajinan.

Kesadaran masyarakat

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunung Kidul Agus Priyanto mengakui kesadaran masyarakat untuk mengelola mandiri sampah masih rendah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com