Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blusukan ke Bekasi, Ridwan Kamil Tawarkan Solusi untuk Sampah Bantar Gebang

Kompas.com - 20/04/2018, 10:32 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kandidat gubernur Jawa Barat nomor urut 1, Ridwan Kamil menawarkan solusi untuk mengatasi masalah sampah di Bantar Gebang, Bekasi. Salah satunya adalah menyiapkan program pengelohan sampah berbasis wilayah.

Hal itu disampaikan Ridwan Kamil saat menyambangi kawasan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, dalam rangkaian kampanye Pilkada Jabar 2018.

Ridwan mengatakan, hakikatnya persoalan Bantar Gebang mesti diselesaikan melalui koordinasi antara Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Jabar.

Namun, sebagai solusi jangka pendek, ia menyiapkan program pengolahan sampah berbasis wilayah.

"Mengelola sampah berbasis wilayah, sehingga di setiap tempat ada pengolahan sampah. Tidak semua terpusat di satu titik. Kalau pun harus mencari lokasi baru, harus ada kesepakatan bersama. Artinya kita harus duduk bersama dengan pemerintah Jakarta dan pemerintah kota/kabupaten," tutur Emil, sapaan akrabnya, Kamis (19/4/2018).

Selain Itu, Emil sempat mendapat keluhan soal belum cairnya uang kompensasi bau selama tiga bulan terakhir.

"Warga mengeluhkan biaya kompensisasi tidak lancar, sampai bulan empat ini hak mereka belum dibayarkan. Padahal mereka ini yang harus kita bantu masalah kesehatannya dan lainnya," kata dia.

Baca juga : Elektabilitas Ridwan Kamil-Uu Turun di Survei Indo Barometer, Apa Sebabnya?

TPST Bantargebang merupakan tempat pembuangaan akhir sampah milik DKI Jakarta. Setiap hari sebanyak 7.000 ton sampah warga DKI dibuang ke lahan seluas 110 hektar yang berlokasi di Kota Bekasi, Jawa Barat.

Ada sekitar 18.000 warga yang bermukim di tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Sumurbatu, Cikiwul, dan Ciketing Udik. Mereka diberi uang kompensasi bau sampah berbentuk uang bantuan langsung tunai. Namun belakangan, uang bau sampah itu tersendat penyalurannya.

Emil pun berjanji akan menyiapkan program strategis untuk mengatasi persoalan tata kelola sampah di Jabar, termasuk Bantar Gebang. Salah satu prioritasnya, membuat sistem pengolahan sampah menjadi energi.

"Harus menjadi program waste to energy, itu menjadi sebuah keharusan, seluruh dunia sudah melakukan. Yang tempatnya bisa memisahkan plastik atau sampah menjadi bio fuel," jelasnya.

Andi Saifudin, salah seorang warga mengeluhkan kondisi sampah Bantar Gebang yang semakin menggunung. Menurutnya, perlu lokasi baru untuk penampungan sampah untuk wilayah Jabodetabek.

"Ini kita sudah ampun-ampunan. (Sudah) enggak cukup menampung sampah lagi. Saya dari lahir sampe anak saya lahir belum ada penanganan. Pernah dikelola swasta tapi diambil alih lagi sama pemerintah," keluh Andi, Kamis.

Baca juga : Ridwan Kamil Sebut Persaingan di Pilkada Jabar Cukup Ketat

Andi yang sudah 36 tahun tinggal di wilayah Bantar Gebang berharap ada terobosan yang digagas pemerintah untuk mengurai sampah.

"Dulu mau ada rencana teknologi dipisah-pisah sampahnya. Nah, itu belum jadi. Kalau mau dibakar enggak seimbang. Dibakar cuma kapasitas 50 ton. Sementara sampah yang masuk setiap hari sampai 7.000 ton," ungkapnya.

Kompas TV Ridwan Kamil berkampanye mengajak warga untuk terus menggali dan mengangkat potensi wisata daerah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com