Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cita-cita Pasangan Lansia yang Anaknya "Down Syndrome" dengan Rumah Barunya

Kompas.com - 19/04/2018, 21:25 WIB
Dani Julius Zebua,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Hernowo (60) dan Kamilah (61), suami istri lanjut usia yang anaknya mengalami down syndrome, ingin membangun kebun sayur lebih lengkap di pekarangan rumahnya. 

Kebun sayur itu akan dibangun setelah rumahnya terbangun nanti. Isinya bisa lombok, bayam, hingga kacang-kacangan. Mereka ingin memetik sayur itu tiap kali ingin menjadikannya masakan, atau bisa dijual bila memungkinkan.

Bertahun-tahun lamanya, keduanya memanfaatkan belasan pohon pepaya dan jantung pisang sebagai sayur mayur. Bila jumlah daun pepaya itu cukup banyak maka mereka akan mengumpulkannya lantas dijual ke warung-warung.

Begitu pula dengan daun maupun pohon-pohon lain di ladang mereka selama ini, misal daun pisang yang bisa dijual, atau buah dari belasan pohon kelapa. Semua bisa dijual untuk menambah penghasilan.

(Baca juga : Pasangan Lansia yang Anaknya Down Syndrome Akan Dapat Rumah Baru)

Kamilah memastikan, semua itu dilakukan demi memenuhi kebutuhan uang sehari-hari mereka.

Menurut Kamilah, mereka tidak memiliki pengalaman apa-apa kecuali bertani. Keduanya mengakui tidak mengenyam pendidikan tinggi.

Hernowo dan Kamilah hanya tamatan SD. Kamilah melewati masa muda sebagai kuli angkat batu. Hernowo pernah jadi tukang cuci piring di sebuah warung makan.

Itulah mengapa, sambung Kamilah, mereka memilih bertani dan memelihara ternak saja ketika hidup di rumah yang baru nanti. “Kene wong tani (kami ini orang tani),” kata Kamilah.

Selama ini, mereka hidup di rumah besar ukuran 12 meter persegi. Rumah itu merupakan peninggalan orang tua Hernowo. Meski ukurannya besar, tapi rumah itu memprihatinkan. Dindingnya dari kayu maupun anyaman bambu yang terpasang tidak utuh. Banyak celah di dinding itu. Kayu pun terlihat sudah mulai lapuk.

(Baca juga : Hidup Suami Istri Lansia dan Anaknya yang Down Syndrome Berubah, Banjir Tamu hingga Sering Shooting)

Alas rumah masih berupa lantai tanah. Rumah berisi barang-barang lawas yang telah usang juga lapuk.

Hernowo dan Kamilah hidup bersama di rumah itu sejak mereka menikah 21 tahun lalu. Mereka dikaruniai hanya seorang anak, Wahyu Heri Setiawan (13). Anak ini menderita down syndrome.

Hernowo dan Kamilah hidup serba sulit. Hernowo mencari kayu bakar dan rumput  untuk kambing peliharaan.

Mereka berharap banyak dari kambing yang ada, yakni ketika lahir kambing jantan maka kambing itu bisa dijual dengan harga yang lumayan tinggi.

Kamilah mengurus rumah, mengangkat air, dan kadang juga ikut cari rumput untuk kambing.

Dalam kesulitan itu, mereka tetap menyekolahkan Wahyu ke SLB Negeri 1 Gotakan di Kecamatan Panjatan. Jaraknya sekitar 11 kilometer. Mereka mengantar Wahyu dengan sepeda setiap hari.

(Baca juga : Terus Mengalir, Bantuan untuk Suami Istri Lansia dan Anaknya yang Down Syndrome)

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com