Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bondan, Siswa SMA yang Tak Malu Jajakan Cabai Saat Bersekolah

Kompas.com - 19/04/2018, 20:10 WIB
Markus Yuwono,
Farid Assifa

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kamis (19/4/2018) siang pukul 14.00 WIB, seluruh siswa kelas II IPS, SMA Muhammadiyah Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, keluar ruangan, langsung mengambil gawai yang sudah disimpan di locker sekolah.

Tak terkecuali Bondan Kohar Ali (17), warga Dusun Bogor, Desa Playen, langsung memasukkan gawainya ke saku celana cokelat.

Tak seperti anak lainnya yang asyik bercanda dan memainkan gawainya, Bondan melepaskan baju dan memasukkannya ke tas sekolahnya yang berwarena cokelat lusuh.

Di sela beberapa temannya yang bersendang gurau, Bondan menghitung beberapa bungkus cabai yang sudah dikemas dalam plastik kecil, yang ditempatkan bersama beberapa buku sekolahnya.

Lalu dia melangkah meninggalkan teman-temannya sambil sesekali menjawab ledekan beberapa teman wanitanya. Melangkah gontai memasuki salah satu rumah warga yang berada tak jauh dari sekolahnya.

"Ibu niki kulo saking SMA Muhammadiyah bade nawakke lombok (Ibu saya siswa SMA Muhammadiyah mau menjual cabai)," ucapnya.

Baca juga : Perjuangan Lain Suami Istri Lansia Selain Antar Anaknya yang Down Syndrome dengan Ontel ke SLB

Pemilik rumah, Dwi Mulyani yang mengetahui siswa SMA menjual cabai pun kaget, dan menanyakan dari mana memperoleh cabai yang dikemas kecil seharga Rp 2.000 per bungkus itu.

"Niki halal, mboten le nyolong. Kulo tumbas saking bakul ten pasar lajeng kulo sade (Ini halal, bukan hasil mencuri, saya membeli dari penjual di pasar, lalu saya jual kembali," katanya.

Dwi yang merasa simpati lantas memborong semua cabai yang dibawa remaja itu. Awalnya, Bondan mengira jumlahnya 13 bungkus, dan Dwi pun membayar Rp 26.000. Namun setelah dihitung ulang, ternyata 12 bungkus cabai.

Bondan mengembalikan kelebihan uang penjualan, namun ditolak Dwi.

Bantu orang tua

Anak pertama dari pasangan Wagino dan Suminah ini mengaku berjualan cabai adalah inisiatifnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan sekolah. Uang hasil penjualannya ia tabungkan dan sebagian diberikan kepada orang tua.

"Saya membeli cabai di pasar. Biasanya beli satu kilo cabai rawit putih, dan setengah kilo cabai rawit merah, dan membungkusnya kecil-kecil. Yang kecil Rp 1.000 per bungkus biasanya jadi 60 bungkus. Dan, jika membungkusnya agak gede dijual Rp 2.000, biasanya jadi 23 bungkus," jelas Bondan.

Bondan Kohar Ali (17) siswa kelas II IPS, SMA Muhammadiyah Wonosari, Gunung Kidul, menunjukkan cabai di halaman sekolahnya, Kamis (19/4/2018).Kompas.com/Markus Yuwono Bondan Kohar Ali (17) siswa kelas II IPS, SMA Muhammadiyah Wonosari, Gunung Kidul, menunjukkan cabai di halaman sekolahnya, Kamis (19/4/2018).

Dalam sehari, barang dagangannya tersebut selalu habis. Penghasilan yang didapat kurang lebih Rp 60.000.

Setelah sedikit bercerita, lalu Bondan pamit untuk pulang. Biasanya ia mengayuh sepeda ontel kecilnya sejauh 5 kilometer. Namun hari ini, dia membonceng tetangganya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com