Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu dari Tiga Balita di Kalbar Masuk Kategori "Stunting"

Kompas.com - 18/04/2018, 15:40 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com — Penjabat Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Dodi Riyadmadji mengatakan, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013, angka prevalensi anak balita stunting di Kalbar adalah 38,6 persen.

Angka tersebut menunjukkan, satu dari tiga balita di Kalimantan Barat masuk kategori stunting.

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

"Tingginya angka prevalensi ini tidak terlepas dari beberapa faktor, antara lain wilayah Kalbar yang begitu luas yakni sekitar 1,5 kali pulau Jawa dan sulitnya akses pelayanan kesehatan di berbagai daerah di kabupaten/kota di Kalbar," ujar Dodi saat menghadiri Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Kalbar, Rabu (18/4/2018).

(Baca juga: Masalah "Stunting" Saat Debat Pilkada Jatim, Puti Mengaku Tidak Sebut Nama Anak Balita yang Dimaksud )

Selain itu, kurangnya cakupan akses air bersih dan sanitasi lingkungan, serta jumlah dan jenis tenaga kesehatan di daerah yang minim menjadi salah satu faktor tingginya angka stunting di Kalbar.

Karena itu, Dodi meminta stunting menjadi fokus penanganan pemerintah pusat, pemprov, dan pemerintah kabupaten/kota di berbagai wilayah Indonesia, khususnya Kalbar.

"Stunting jadi fokus penanganan di Kalbar. Hal ini dapat dicapai dengan upaya sinergi antarpemangku kepentingan dan ini sangat diperlukan," katanya.

Penanganan masalah stunting menjadi salah satu prioritas dalam rencana kerja Pemerintah Provinsi Kalbar. Caranya, yakni dengan memperkuat sinergi antarsektor terkait serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan keterlibatan sektor swasta.

(Baca juga: Kata Jokowi, Bagi-bagi Biskuit Tak Cukup Atasi Masalah "Stunting")

Revitalisasi posyandu dan revitalisasi desa siaga serta pembentukan pusat penanganan gizi buruk di tiap kabupaten/kota merupakan upaya konkret yang diharapkan dapat menurunkan prevalensi stunting di Kalbar.

"Peningkatan cakupan air bersih dan sanitasi lingkungan merupakan intervensi sensitif yang sangat berpengaruh dalam menurunkan prevalensi stunting," tutupnya.

Kompas TV Saat Debat Pilkada Jawa Timur terjadi perdebatan dengan Puti Soekarno dan Emil Dardak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com