Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPBD: Kabut di Palembang Bukan karena Asap Kebakaran OKI

Kompas.com - 16/04/2018, 16:26 WIB
Aji YK Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Kebakaran di areal perkebunanan tebu di Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, mulai membuat sebagian wilayah di Kota Palembang tertutup kabut asap tipis, Senin (16/4/2018).

Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Iriansyah mengatakan, kebakaran areal perkebunan di OKI, saat ini masih dalam proses pemadaman.

Iriansyah mengaku penyebab kebakaran hutan di OKI belum diketahui. Namun, mereka menduga kuat jika hal itu sengaja dilakukan oleh orang tak bertanggung jawab, dikarenakan lokasi areal perkebunan itu baru saja selesai musim panen.

"Belum dipastikan penyebabnya apa. Tapi memang di sana baru saja panen, mungkin ada yang mau buka lahan," kata Iriansyah, saat dikonfirmasi.

(Baca juga : Riau Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan )

Sementara itu, Kota Palembang mulai dikenai kabut asap. Asap diduga dari kebakaran lahan. Namun Iriansyah membantah hal tersebut. Ia menyebut, kabut asap tipis di Palembang lantaran proses uap hingga menjadi sepergi kabut asap. 

"Kabut di Palembang bukan karena asap kebakaran OKI. Tetapi karena uap, nanti bisa konfirmasi ke BMKG," ujarnya.

Satu unit helikopter Bolkow telah disiapkan untuk pemadaman wilayah terbakar, dengan kapasitas pengangkut air sebanyak 500 liter. Petugas juga telah disiagakan, mereka berasal dari Kepolisian, Kodim, dan BPBD kabupaten.

"Kita masih menunggu pesawat khusus water boombing dari pusat, kapasitasnya bisa 4.000 liter. Sesuai dengan yang diajukan dulu," jelas Iriansyah.

(Baca juga : Jelang Asian Games, BNPB Ingatkan Ancaman Kebakaran Hutan di Palembang )

Terpisah, Kasi Osevasi dan informasi BMKG stasiun Kenten, Palembang Nandang mengungkapkan, kabut yang terjadi di Palembang, dikarenakan adanya uap air yang turun ke permukaan tanah yang disebut fog atau mist.

"Ini uap air yang mengendap ke permukaan tebal disebut fogs. Tetapi kalau tipis, disebut mist, seperti yang terjadi di Palembang," ujar Nandang.

Nandang menjelaskan, kabut yang disebut mis itupun memang mengurangi jarak pandang yang tetutup kabut. Namun, tidak berdampak pada kesehatan masyarakat.

"Baik mist atau fog, sama-sama bisa mengurangi jarak pandang hingga 1 kilometer. Tetapi tidak menyebabkan sesak napas, berbeda dengan kabut asap dari kebakaran lahan atau hutan," pungkasnya. 

Kompas TV Dari Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Pekanbaru, terpantau 8 titik panas di 5 kabupaten dan kota di Riau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com