Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Kampung di Kepulauan Riau Terancam Hilang akibat Abrasi Laut

Kompas.com - 16/04/2018, 16:15 WIB
Hadi Maulana,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Kampung Monos, Teluk Lekup, Desa Pongkar, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau (Kepri), terancam hilang akibat abrasi yang terjadi sepanjang hari.

Bahkan, akibat abrasi tersebut, saat ini hampir sepanjang 300 meter desa yang berada tepat di bibir Pantai Monos terkikis karena pasang surut ombak air laut.

Batu miring yang dibuat warga juga rusak akibat terjangan ombak besar yang terjadi, Minggu (15/4/2018) sore.

Ani, salah satu warga Kampung Monos, Teluk Lekup, mengaku sebelumnya dari tempat tinggalnya ini masih ada daratan lebih dari 100 meter. Namun, saat ini daratan tersebut sudah tidak ada lagi akibat abrasi.

"Dulunya ramai tinggal di sini, ada ratusan kepala keluarga. Namun, seiring abrasi ini, satu per satu warga mulai pindah," kata Ani, Senin (16/4/2018).

Baca juga: Digerus Abrasi, Pantai Kayu Angin di Nunukan Hilang 27 Meter

Tidak saja kehilangan tempat tinggal, warga yang mulai pindah juga kehilangan mata pencariannya sebagai nelayan.

"Rata-rata yang tinggal di sini sebagai nelayan. Ada juga yang buruh bangunan, berkebun, dan bekerja di PT, tapi sebagian besar sebagai nelayan," ungkap Ani.

Hal senada juga ditambahkan Juju, warga lainnya. Ia mengaku saat ini hanya tinggal 15 kepala keluarga yang masih bertahan karena tidak memiliki tempat tinggal lainnya.

"Kami berharap ada bantuan dari pemerintah untuk pembuatan batu miringnya. Saat ini kami ada bantuan dari perusahaan sekitar untuk pembuatan batu miring, tetapi tidak semua. Makanya, kami sangat berharap ada bantuan dari pemerintah daerah," harap Juju.

Jas, Ketua RW 04 Desa Teluk Lekup, Kecamatan Pongkar, mengatakan, masyarakat setempat sangat berharap agar pemerintah daerah membangun batu miring dan fasilitas umum lainnya. Namun, anggaran itu belum dimiliki perangkat desa.

"Saya sudah lakukan koordinasi dengan pihak kecamatan, mudah-mudahan saja secepatnya ada solusi," ucap Jas.

Jas mengaku, jika penahan ombak tidak cepat didirikan, maka lama-kelamaan kampung ini akan hilang. Apalagi, warga setempat tidak berkenan meninggalkan kampung tersebut lantaran tidak memiliki tempat tinggal lain selain di desa ini.

"Para warga merasa di desa inilah mereka dibesarkan, bahkan ada yang sampai beranak cucu di sini. Makanya sulit untuk meninggalkan Kampung Monos ini," jelas Jas.

Baca juga: Sudah Mundur 10 Meter, Abrasi di Bantul Tetap Hancurkan Warung

Kompas TV Akibat angin kencang dan gelombang tinggi yang menghantam perairan selatan Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, talud hancur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com