Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Indonesia Negara Besar, Terbang dari Aceh ke Wamena Itu 9 Jam

Kompas.com - 14/04/2018, 14:41 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo kembali menegaskan bahwa Indonesia adalah negara besar. Hal itu dibuktikan dengan panjangnya waktu untuk dapat sampai dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

"Saya terbang ke Banda Aceh ke Wamena itu berapa (lama)? 9 jam 15 menit. Itu setara London ke Istanbul melewati 6-7 negara," ujar Jokowi, saat memberi sambutan kepada penyuluh agama di Semarang, Sabtu (14/4/2018).

Menurut Presiden, lamanya waktu tempuh dari satu tempat ke tempat lainnya menunjukkan besarnya negeri ini.

Jokowi berceloteh, jika naik pesawat saja membutuhkan waktu 9 jam, maka akan membutuhkan waktu berapa lama untuk berjalan kaki.  "Ini negara besar. Itu kalau jalan kaki berapa tahun?" ucap Jokowi, kemudian diiringi tepuk tangan peserta.

Baca juga: Presiden: 2030, RI Masuk 10 Besar Negara dengan Perekonomian Terkuat

Meski menjadi negara besar, tantangan masalah kemiskinan, ketimpangan hingga kesenjangan sosial masih terjadi. Jokowi meminta perbandingan pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia barat, tengah, dan timur.

Di Indonesia timur, sebut Jokowi, kondisi infrastrurkur jauh dari layak. Konektivitas antar wilayah belum terbangun dengan baik, seperti halnya di Pulau Jawa.

Kepada para peserta, Jokowi menunjukkan gambar jalan utama di Papua yang masih berupa jalan tanah. Ketika hujan, jalan itu menjadi rusak dan becek.

"Jangan hanya lihat di Jateng. Di Papua, jalan tadi yang belum diaspal. 60 km itu butuh waktu 3 hari, memasak di tengah hutan," ucapnya.

Oleh karena itu, di masa kepemimpinannya dia menggenjot infrastruktur di Papua untuk mengurangi kesenjangan. Ia ingin agar semua jalan di Papua terkoneksi satu dengan yang lain.

"Bagaimana perasaannya warga Papua melihat di Jawa. Itu bicara antar kabupaten dan provinsi. Wamena-Nduga, 4 hari jalan kaki lewat hutan. 2019 nanti tersambung antar kabupaten dan provinsi," tambahnya.

Pada kesempatan itu, Jokowi pun meminta semua pihak untuk tidak melakukan kritik secara membabi buta. Kritik boleh asal disertai dengan data serta solusi.

"Kita kadang sering tidak bisa membedakan kritik dan mencela. Beda lho itu. Kritik dan mencemooh, kritik dan menjelekkan. Beda," ucap dia.

"Kritik itu ada data dan memberi solusi. Kalau tidak ya mencemooh. Itu yg tidak boleh dikembangkan," tambah dia.

Kompas TV Jembatan ini dibangun untuk memperpendek jarak dari Kota Jayapura ke Kota Skouw.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com