Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Hadiri Peringatan Kenaikan Takhta Raja Keraton Surakarta

Kompas.com - 12/04/2018, 15:51 WIB
Labib Zamani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengaku datang jauh-jauh dari Jakarta ke Solo hanya untuk menghadiri Tingalandalem Jumenengan ke-14 Sampean Ingkang Sunuwun Kanjeng Susuhunan (SISKS) PB XIII Hangabehi.

Prosesi peringatan kenaikan tahta raja Keraton Kasunanan Surakarta berlangsung di Pendapa Sasana Sewaka Keraton Surakarta, Kamis (12/4/2018).

"Kita sengaja datang dari Jakarta ke Solo untuk menghadiri Jumenengan PB XIII Hangabehi," kata Wiranto di Keraton Surakarta, Kamis.

Wiranto mengatakan, ia merupakan bagian dari Keraton Surakarta. Ada beberapa pertimbangan dirinya harus mengikuti dan menyaksikan secara langsung prosesi adat istiadat kerajaan Jawa itu.

"Ini memang acara yang merupakan warisan leluhur kita, warisan budaya, warisan adat istiadat keraton," ungkap dia.

Baca juga : Lestarikan Adat, Keraton Surakarta Gelar Wilujengan Nagari Mahesa Lawung

Selama mengikuti prosesi itu, Wiranto menjelaskan ada beberapa makna dalam peringatan kenaikan tahta raja tersebut. Di antaranya adalah untuk menguri-uri (melestarikan) budaya yang adiluhung. Sebab, jika budaya ini tidak dipelihara maka akan hilang.

"Budaya itu tidak hilang. Dan, dilaksanakan pada hari ini," paparnya.

Pelaksanaan peringatan kenaikan tahta raja, kata Wiranto, merupakan bagian dari guyubnya keluarga Keraton Surakarta. Artinya, kalau keluarga keraton tidak rukun, maka tidak mungkin prosesi ini dapat dilaksanakan.

"Di sini ada simbol kerukunan dari keluarga kerabat keraton untuk menampilkan adat atau budaya yang memang sangat luar biasa luhurnya," beber Wiranto.

Baca juga : Ketika Warga Berebut Berkah Gunungan Garebek Maulid Keraton Surakarta

Meski sekarang keraton tidak seperti zaman dahulu yang memiliki kekuasan penuh, akan tetapi peran keraton bagi masyarakat tradisional masih sangat penting. Masih merupakan simbol kultural yang terkadang masih dianut oleh masyarakat.

"Oleh karena itu, dengan adanya budaya Jawa, budaya keraton yang saat ini ditampilkan dengan suasana damai seperti ini kan bagus," beber Wiranto.

Kompas TV Ada tradisi unik dari warga Muslim di Solo, Jawa Tengah 10 hari menjelang hari raya Idul Fitri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com