Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anis Matta: Kita Mengalami Krisis Kepemimpinan

Kompas.com - 12/04/2018, 05:58 WIB
Reni Susanti

Editor

CIAMIS, KOMPAS.com - Mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta melakukan safari politik ke Pondok Pesantren Miftahul Huda II yang berada di Kecamatan Jatinagara, Kabupaten Ciamis, Selasa (10/4/2018).

Dalam kunjungannya pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini memberikan wawasan politik Islam ke sejumlah santri yang bertajuk "Langit kita terlalu tinggi, masalahnya kita terbang terlalu rendah #ArahbaruIndonesia".

Di hadapan para santri, satu dari sembilan capres dari PKS ini, mengajak para santri kembali membaca ulang kisah nabi dan rasul, mengambil analogi bentuk dari negara riwayat Nabi Sulaiman yang menjadi negara utopis bagi negara saat ini.

Anis menjelaskan, ada empat kekuatan yang menjadi sumber kekuatan sejahteranya negara Nabi Sulaiman saat itu. "Di antaranya ilmu pengetahuan teknologi, agama, kekuatan militer, dan kekuatan ekonomi," jelasnya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (12/4/2018).

(Baca juga : Anis Matta Lebih Pilih #Arahbaruindonesia Dibanding #2019gantipresiden)

Sebenarnya, sambung Anis, Indonesia bisa menjadi kekuatan kelima di dunia. "Ini momentum yang harus kita raih di gelombang ketiga sejarah Indonesia, yang mana Indonesia sudah mengalami dua gelombang sejarah sebelumnya," sebutnya.

Gelombang pertama ialah menjadi Indonesia yang puncaknya jatuh pada hari sumpah pemuda 1928 dan hari kemerdekaan 1945.

Pasca-1945 Indonesia memasuki masa Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi, bisa disebut gelombang kedua, yaitu menjadi bangsa modern.

"Artinya membangun konstitusi dan institusi negara yang masyarakatnya maju, kita membangun sistem kolektif yang
bernama demokrasi yang harusnya output-nya kesajahteraan," jelasnya.

Dia menilai, demokrasi dan kesejahteraan memang tercapai, namun sayangnya ada tendensi di periode ini untuk mengedepankan sekuriti yang berlebihan.

(Baca juga : Politisi PKS Bantah Ada Pemecatan Loyalis Anis Matta)

"Apa yang kita capai terlalu sedikit padahal yang kita punya banyak itulah paradoks besarnya. Karena selama ini bangsa tidak punya arah dan leadership atau kata lain karena kita mengalami krisis kepemimpinan," ujarnya.

Ketua yayasan Ponpes Miftahul Huda 2, KH Nonof Hanafi mengatakan, empat landasan dan menganalogikan kerajaan Sulaiman sebagai contoh negara yang ideal ialah benar adanya.

"Saat ini negeri yang kuat apalah apa yang tadi telah disampaikan beliau, yakni ilmu, agama, kekuatan militer, serta kekuatan ekonomi. Kami butuh pemimpin laiknya Nabi Sulaiman agar negeri ini sejahtera," pungkasnya.

Kompas TV Anis Matta sudah melantik relawan dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com