Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Bunuh 5 Orang, Seorang TKW di Abu Dhabi Terancam Hukuman Pancung

Kompas.com - 09/04/2018, 18:56 WIB
Farida Farhan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Suami Aan binti Asip (40) mengaku tak percaya TKW asal Karawang itu membunuh lima orang di negeri orang. Keluarga juga terpukul Aan terancam hukuman pancung di Uni Emirat Arab.

"Saya masih nggak percaya. Istri saya cenderung pendiam dan penyabar. Nggak mungkin melakukan itu (membunuh 5 orang)," ujar Tabroni (61), suami Aan, seusai menyerahkan berkas keimigrasian Aan di kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Karawang, Jalan Surotokunto, Senin (9/4/2018).

Tabroni mengungkapkan, sejak umur 10 tahun, putrinya tidak pernah bertemu ibunya, Aan, yang bekerja di Abu Dhabi. Komunikasi hanya dilakukan melalui telepon.

"Dia sangat ingin bertemu ibunya. Selalu tanya kapan mamah pulang," kata Tabroni.

Hanya saja, komunikasi tersebut berlangsung selama tiga tahun. Sebab, kata Tabroni, akhir 2016, Aan tiba-tiba tak lagi rutin menghubunginya.

"Nomornya juga tidak aktif saat saya hubungi," ungkap dia. 

Baca juga : TKW Disiksa secara Sadis di Malaysia, Polisi Tangkap Dua Calo

Tabroni mengatakan, sekitar 2017, Aan menghubunginya dengan nomor kontak baru. Aan bercerita bahwa tas berikut uangnya hilang dicuri.

"Dia lalu ngirim uang Rp 1 juta untuk biaya sekolah anak," ungkapnya.

Tabroni menawarkan istrinya untuk bicara pada anaknya, namun ia menolak. "Nanti saja," ujar Taproni menirukan kata-kata Aan.

Sejak saat itu, Aan mulai sulit dihubungi. Sementara itu, putrinya mulai sakit-sakitan.

"Dia ngedadak susah makan. Saat malam tiba-tiba nangis kangen ibunya," tandasnya.

Akhir Maret 2018, Tabroni mengaku kaget saat menerima sepucuk surat dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), yang mengabarkan istrinya ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan lima orang di Abu Dhabi.

Tabroni memutuskan untuk merahasiakan persoalan hukum istrinya kepada putri mereka.

"Saya nggak tega kasih tahu anak. Dia masih kecil. Tapi kemarin akhirnya saya beri tahu dia," akunya.

Diketahui, Aan ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana pada 7 Desember 2017. Dua bulan kemudian, KBRI Abu Dhabi berhasil menemui Aan di penjara Al Wathba pada 1 Februari 2018.

Baca juga : Jateng Jadi Kantong Pengirim TKW Terbesar di Indonesia karena Masalah Kemiskinan

Lima belas hari kemudian, jaksa penuntut umum setempat mengirim surat kepada KBRI Abu Dhabi, yang berisi Aan ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan. Aan sendiri ditangkap di Sharjah ketika menumpang di rumah kenalan kekasihnya, warga Bangladesh. 

Tabroni berharap, pemerintah Emirat meringankan hukuman istrinya. Ia pun bingung dan memasrahkan urusan itu kepada pemerintah.

"Saya bisa apa. Tidak mengerti harus bagaimana lagi," tutupnya.

Kompas TV Pihak KBRI sudah berkomunikasi dengan Aan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com