Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar di Maros Bertaruh Nyawa Menyeberang Sungai Demi Menuntut Ilmu

Kompas.com - 08/04/2018, 15:35 WIB
Hendra Cipto,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAROS, KOMPAS.com - Bertahun-tahun, pelajar di dua desa di Kabupaten Maros bertaruh nyawa menyeberangi sungai besar untuk menuntut ilmu di sekolahnya. Tak tanggung-tanggung, sungai yang diseberanginya arusnya sangat deras dan dalam.

Meski nyawa menjadi taruhan, pelajar di dua desa di Kecamatan Tompobulu tetap semangat menuntut ilmu untuk menggapai cita-citanya. Mulai pelajar SD, SMP dan SMA setiap harinya menyeberangi sungai yang sangat dalam.

Mereka tidak punya pilihan lain, lantaran sungai ini yang menjadi satu-satunya akses yang bisa mereka lalui. Sementara itu, jembatan yang telah lama direncanakan dibangun tak kunjung selesai.

Baca juga : Jembatan Ambruk, Pelajar Sukabumi Basah-basahan Menyeberang Sungai

Jika musim penghujan datang, para pelajar ini terpaksa tidak bisa ke sekolah. Lantaran air sungai meluap dan sangat deras. Bukan hanya pelajar saja yang terisolir, tetapi ratusan warga di dua desa tersebut tak bisa berbuat apa-apa ketika musim penghujan datang dan air sungai meluap sangat deras.

Kondisi ini sudah lama dialami warga dan hingga kini tidak ada tanggapan pemerintah Provinsi Sulsel maupun pemerintah Kabupaten. Dimana ada pembangunan jembatan pada tahun 2015 lalu, namun pengerjaannya terhenti. Nampak hanya dua tiang yang terpasang di dua sisi sungai.

"Kondisi ini sudah sejak awal adanya kampung kami di sini. Setiap hari, baik warga maupun anak sekolah bertaruh nyawa menyeberang sungai ini. Kita tidak punya pilihan lain, karena ini satu-satunya jalan," kata seorang warga, Abdullah saat ditemui, Minggu (8/4/2018).

Baca juga : Menyeberang Sungai, Danu Tenggelam

Menurut Abdullah, beberapa tahun lalu seorang ibu yang membawa dua anaknya menyeberang sungai hanyut dan semua ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Tak hanya itu, seorang warga yang meninggal dunia tidak disalatkan karena tidak satupun pemuka agama yang datang karena kondisi air deras.

"Beginilah kondisi warga kampung di sini. Nyawa taruhan, bahkan ada orang yang meninggal tidak bisa di shalatkan karena tokoh agama tidak bisa datang akibat jembatan tidak ada dan arus sungai yang sangat deras. Penderitaan warga di seberang sungai sangat berat karena kadang mereka terisolir kalau airnya tinggi," bebernya.

Para pelajar pun yang setiap hari menyeberang sungai ini berharap, bisa dibuatkan jembatan oleh pemerintah. Karena, setiap harinya pelajar di dua desa itu menyeberangi sungai dengan menumpangi sebuah ban dalam mobil yang ditarik oleh seorang warga.

Baca juga : Menyeberang Sungai, Danu Tenggelam

"Ban ini hanya bisa dinaiki untuk anak SD sama anak perempuan saja. Jadi yang pelajar SMP dan SMA yang laki-laki, mereka menelusuri air sungai dengan mengkat pakai sekolah dan tasnya agar tidak basah," tutur seorang siswa SMP kelas 2, Iskandar.

Saat ini, baik siswa maupun warga, sangat berharap jembatan itu segera dirampungkan. Jembatan itu merupakan satu-satunya harapan mereka untuk melanjutkan kehidupan mereka yang lebih baik. Pasalnya, tak jarang hasil pertanian dan kebun mereka tidak bisa dijual karena tidak ada akses jalan ke kota Kabupaten Maros.

Kompas TV Di tengah antusiasme anak-anak untuk bersekolah, di Sumba Timur siswa rela menyeberangi sungai tanpa melalui jembatan demi menuntut ilmu.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com