Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Potensi Tsunami 57 Meter, Pemerintah Diminta Perkuat Mitigasi

Kompas.com - 06/04/2018, 20:28 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sepakat bahwa potensi permodelan bencana tsunami di pantai selatan Jawa Barat tak perlu disikapi dengan kepanikan.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Sri Hidayati mengatakan, berdasarkan hasil kajian ilmiah yang didukung dengan sejarah kejadian bencana tsunami membuktikan bahwa selatan Jawa merupakan salah satu wilayah Indonesia dengan risiko tinggi bencana tsunami. Namun, kata Sri, hal tersebut sebaiknya tidak dihadapi dengan kekhawatiran berlebih.

"Sebaiknya dijadikan sebagai kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dan semua pihak dalam melakukan upaya mitigasi bencana tsunami," ucap Sri dalam kegiatan konferensi pers bertajuk "Upaya Mitigasi Bencana Tsunami Selatan Jawa" di kantor Badan Geologi Kemenetrian ESDM, Jalan Diponegoro, Jumat (6/4/2018).

Informasi permodelan soal potensi tsunami dengan gelombang setinggi 57 meter di pantai Pandeglang memang perlu diteliti lebih lanjut. Namun, potensi itu benar adanya jika melihat historis kejadian tsunami dan adanya potensi gempa berkekuatan tinggi di Jawa selatan.

Baca juga : Penjelasan PVMBG soal Potensi Tsunami 57 Meter di Pantai Selatan Jabar

Setelah mengetahui tingkat kerawanan suatu wilayah terhadap tsunami, sambung Sri, maka pemerintah maupun masyarakat perlu meningkatkan upaya mitigasi bagi struktural maupun nonstruktural.

"Seperti mendirikan bangunan di luar jangkauan terjangan tsunami dan mengetahui tata cara penyelamatan diri, membangun mempertahankan hutan pantai dan gumuk pasir yang secara alamiah berfungsi sebagai pemecah gelombang atau membuat bangunan pemecah gelombang, membuat pelatihan tata cara menghindari tsunami, dan Perda RTRW atau RUTR berwawasan bencana tsunami serta sistem peringatan dini tsunami," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun BMKG Kelas I Bandung, Toni Agus Wijaya menuturkan, selain meningkatkan upaya mitigasi, masyarakat juga penting masyarakat mengenal gejala tsunami.

"Tsunami itu ada tiga syarat, pusat gempa di laut, magnitudo lebih dari 7, dan terjadi di kedalaman dangkal kurang dari 70 km serta terjadi perubahan dasar laut," ungkapnya.

BMKG, sambung Toni, terus menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah melalui sistem yang saling terpadu. Salah satunya memberikan informasi tentang potensi tsunami melalui ratusan sensor seismograf yang terpasang di sejumlah pantai.

"Jadi kita punya ratusan sensor seismograf di seluruh Indonesia, persisnya sekitar 180-an yang secara terus menerus memantau aktivitas gempa bumi tektonik. Jadi kalau ada gempa yang memenuhi syarat, maka kita akan menyampaikan peringatan dini tsunami.

Baca juga : PVMBG: Tsunami Besar Pernah Terjadi di Selatan Yogyakarta 640 Tahun Lalu

"Peringatan ini akan disampaikan 5 menit setelah gempa. Kita sampaikan ke seluruh masyarakat melalui berbagai media penyebaran informasi. Bisa melalui media sosial, dan salah satunya dengan sirine di beberapa pantai di Indonesia. Sehingga dengan informasi ini masyarakat bisa melakukan proses evakuasi, menjauh dari pantai dan mencari lokasi aman dari gelombang tsunami. Sehingga risiko bencana bisa dikurangi," jelasnya.

Kompas TV BPPT memprediksi ada potensi tsunami setinggi 57 meter di kabupaten Pandeglang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com