Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKB Bakar 17 Rumah Warga Banti Papua

Kompas.com - 05/04/2018, 21:00 WIB
Reni Susanti

Editor

TIMIKA, KOMPAS.com - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) membakar 17 unit rumah warga Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Mimika, Papua. Pembakaran berlangsung dari 24 Maret hingga 1 April 2018.

"Data yang kami dapatkan berdasarkan laporan dari kepala-kepala kampung, tercatat ada 17 rumah warga yang dibakar KKB sebelum TNI tiba di kampung-kampung itu," kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi, di Timika, Kamis (5/4/2018).

Ia membantah keras pernyataan pihak pihak KKB melalui juru bicaranya Hendrikus Uamang yang menuduh TNI membakar rumah-rumah masyarakat di Kampung Banti.

"Logika sederhananya, bagaimana mungkin TNI yang membakar rumah-rumah masyarakat sementara saat itu pasukan TNI belum berada di lokasi tersebut. Mereka sengaja memutarbalikan fakta. Justru KKB-lah yang membakar rumah-rumah masyarakat," ujar Kolonel Aidi.

(Baca juga : Baku Tembak dengan KKB di Tembagapura, Satu Personel TNI Tewas)

Ia menjelaskan, pasukan TNI berkekuatan 50 personel gabungan Yonif 751/Rider, Yonif 754 Eme Neme Kangasi dan Brigif 20 Ima Jaya Keramo baru digerakan ke lokasi yang dikuasai KKB pada 31 Maret dini hari.

Sementara KKB sejak 24 Maret sudah membakar gedung Rumah Sakit Waa-Banti, gedung SD-SMP Negeri Banti, dan rumah orangtua Bupati Mimika Eltinus Omaleng di Kampung Waa-Banti.

Pasukan TNI yang sudah berada di sekitar Kampung Banti kemudian terlibat kontak tembak dengan KKB pada 1 April pukul 17.00 WIT. Akibatnya, satu prajurit TNI atas nama Bripka Anumerta Vicky Rumpaisum gugur.

Meski satu prajuritnya gugur, pasukan TNI berhasil menguasai enam kampung sekitar Tembagapura pada 2 April. Mereka pun terus melakukan pengejaran anggota KKB yang melarikan diri ke arah perbukitan di sekitar Banti dan Opitawak.

Kolonel Aidi mengatakan sembari melarikan diri, anggota KKB terus melancarkan tembakan ke arah pasukan TNI dan membakar rumah-rumah penduduk.

(Baca juga : Sebelum Tewas Ditembak KKB, Pratu Vicky Sempat Telepon Ibunya)

Saat pasukan TNI berhasil menguasai enam kampung sekitar Tembagapura itu, warga yang masih bertahan keluar dari rumah-rumah mereka sambil mengibarkan Bendera Merah Putih.

"Warga yang ada di kampung saat mengetahui TNI masuk secara serta merta mengibarkan Bendera Merah Putih untuk memberikan tanda bahwa mereka masyarakat biasa. Mengetahui itu, pasukan TNI mengamankan warga dari gangguan KKB. Sementara anggota KKB melarikan diri ke gunung-gunung. Itulah yang dikejar pasukan TNI," jelasnya.

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pasukan TNI dan Polri, total penduduk yang bertahan di enam kampung itu sebanyak 1.059 jiwa.

Dari jumlah itu, sebagian bertahan di area perkebunan sekitar Kampung Opitawak, sebagian lagi di depan Gereja Kingmi Kimbeli dengan kondisi persediaan bahan pangan yang mulai menipis.

(Baca juga : Jenazah Korban Penembakan KKB Berhasil Dievakuasi)

Pihak TNI meyakini anggota KKB melarikan diri ke Kampung Aroanop yang berada di sisi selatan Banti-Opitawak.

"Masih ada satu kampung yang hingga kini belum bisa dikuasai yaitu Aroanop. Kemungkinan besar kelompok kriminal bersenjata sudah berada di sana," kata Kolonel Aidi.

Sejauh ini pihak TNI belum berencana melakukan pengejaran hingga ke Aroanop. Pasalnya, jarak Banti-Kimbeli serta Opitawak ke Aroanop cukup jauh melalui jalan setapak melintasi gunung-gunung yang terjal dan hutan belantara.

Waktu tempuh perjalanan dari Banti menuju Aroanop sekitar satu hingga dua hari dengan berjalan kaki.

Kompas TV Praka Anumerta Vicky Rumpaisum jadi korban kontak senjata. Almarhum dimakamkan secara militer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com