Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita SBY Dikritik dan Disindir Gara-gara Subsidi

Kompas.com - 03/04/2018, 20:47 WIB
Hamzah Arfah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com – Ketua Umum Partai Demokrat yang juga mantan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap pemerintah tidak menghentikan program subsidi yang banyak membantu masyarakat kecil.

Hal itu diungkapkan SBY dalam pidatonya, saat bertemu dengan kader Partai Demokrat di lapangan Desa Sungegeneng, Kecamatan Sekaran, Lamongan, Jawa Timur, Selasa (3/4/2018). 

Dalam sesi tanya-jawab, salah seorang kader bernama Ahmad Mualif yang juga petani tambak di Desa Sungegeneng, menanyakan subsidi bibit ikan yang sempat ia dan petani lainnya rasakan pada 2008. Namun kini, subsidi itu tidak lagi didapatkan. 

“Pak Bupati pasti sudah mendengar. Insya Allah beliau akan berkomunikasi ke tingkat provinsi bahkan pusat sampai menteri pertanian. Ingat Lamongan ini lumbung pangan, ya padi, ya jagung, ya ikan,” ujar SBY.

“Wajib hukumnya Menteri Pertanian mendengarkan, memberikan bantuan, agar lumbung padi ini tetap kuat dan makin kuat, lumbung pangannya demikian juga. Anggota parlemen juga tolong sampaikan ke menteri-menteri dan semua jajarannya,” lanjut dia.

(Baca juga : SBY Sekarang Bukan Presiden Republik Indonesia Lagi, Cuma Pensiunan Presiden )

SBY bercerita, saat masih menjabat presiden, ia pernah dikritik dan disindir karena memberikan subsidi benih kepada para petani. Oleh pihak tersebut, subsidi itu pemborosan. 

“Era SBY, kami memang banyak memberikan subsidi untuk rakyat. Jumlahnya puluhan triliun setiap tahun," ucap SBY di hadapan para kader. 

"Ada yang menyalahkan SBY, SBY kok banyak memberikan bantuan kepada rakyat. Saya bilang ini orang sekolahnya dimana, membantu orang kok salah, yang salah itu mengeluarkan subsidi yang banyak, yang justru membantu orang-orang kaya. Betul kan,” tambahnya.

Orang kaya, sambung SBY, tidak salah. Namun apakah mereka tidak lupa membayar pajak dan membantu saudaranya yang miskin. 

"Sehingga subsidi-subsidi tertentu, subsidi pupuk, benih, macam-macam subsidi yang nyata-nyata masih diperlukan, membantu rakyat tidak mampu dan miskin dalam batas kemampuan negara, dalam batas kemampuan APBN misalnya, itu tidak salah,” cerita SBY.

(Baca juga : SBY: Saya 5 Tahun Jadi Menteri, 10 Tahun Presiden, Mengerti Aturan Kampanye...)

Untuk itu, SBY berharap agar pemerintah dapat lebih bijak dalam memberikan program subsidi kepada rakyat. Dengan harapan, subsidi yang diberikan dapat diberikan secara tepat sasaran, terutama bagi rakyat kecil yang tidak mampu.

“Jadi saya berharap nanti pada saatnya, subsidi-subsidi yang nyata-nyata menggerakkan ekonomi kita, meningkatkan kesejahteraan ekonomi kita, jangan dibuang, jangan dihentikan. Karena justru itulah yang menolong, yang memberikan rakyat kita hidupnya tidak susah,” tutur SBY.

Kompas TV SBY menepis isu dirinya menyodorkan nama AHY sebagai cawapres bagi Joko Widodo pada Pilpres 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com