Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AHY Sebut Jokowi dan Prabowo Belum Aman untuk Pilpres 2019

Kompas.com - 03/04/2018, 19:10 WIB
Andi Hartik,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, kondisi politik menjelang Pilpres 2019 sangat dinamis.

Menurutnya, hal itu dapat memunculkan berbagai kemungkinan. Termasuk kemungkinan hadirnya poros ketiga untuk menantang dominasi dua poros lainnya.

"Dalam politik semuanya mungkin. Kita tahu bahwa politik 2019 ini akan sangat cair. Dalam arti akan masih terus ada berbagai kemungkinan," kata Agus saat mengunjungi Pasar Besar Kota Malang, Selasa (3/4/2018).

Berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei, terdapat dua kandidat kuat untuk maju menjadi calon Presiden 2019. Yakni Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Namun Agus menilai, kedua figur itu belum aman. Karenanya, masih ada banyak kemungkinan figur lain yang muncul selain kedua tokoh tersebut.

"Saat ini tentu ada dua kandidat capres yang paling kuat berdasarkan berbagai survei. Tetapi di antara beliau-beliau itu belum ada yang aman sepenuhnya. Itu menurut survei juga," katanya.

Baca juga : Di Pasar Besar Malang, AHY Lebih Dikenal dengan Sebutan Anak Pak SBY

"Oleh karena itu tentu ada banyak spekulasi lainnya. Apakah termasuk munculnya poros ketiga, kemudian hadirnya alternatif dalam Pemilu 2019, belum ada yang bisa memastikan itu," jelasnya.

Kendati demikian, Agus tidak menjamin akan ada poros lain selain dua poros tersebut. Sebab menurutnya, presidential threshold 20 persen sangat tinggi, sehingga semua partai politik harus menjalin koalisi untuk mengusung capres dan cawapres.

"Sekarang masih sangat cair. Dan, yang paling penting juga harus diingat walaupun ada suara-suara seperti itu yang menjadi sangat menantang adalah karena presidential thresold 20 persen. Artinya tidak semudah yang dibayangkan. Katakanlah seseorang punya elektabilitas yang tinggi, tetapi tidak punya 20 persen itu maka tidak mungkin untuk diusung menjadi capres atau cawapres," terangnya.

Karenanya, Agus menyatakan, Partai Demokrat terus menjalin komunikasi dengan partai-partai politik lain. Sebab, berkoalisi menjadi keharusan untuk memenuhi presidential thresold 20 persen.

"Oleh karena itu saya yakin Demokrat dan partai-partai politik lainnya terus melakukan kerja politik di belakang layar, termasuk membangun chemistry antar-parpol karena pada akhirnya setiap parpol akan berkoalisi. Itu adalah keniscayaan jika ingin terlibat secara langsung dalam Pilpres 2019," katanya.

Baca juga : Mengenal Anto Cepi, Anggota TNI Asli Gunung Kidul yang Disebut Mirip AHY

Agus belum bisa memastikan, Partai Demokrat akan berkoalisi dengan partai apa untuk membangun poros tengah sebagai poros ketiga.

"Dan, hari ini saya belum ada kapasitas untuk bisa mengatakan dengan siapa Demokrat akan berkoalisi dan kapan waktunya, tunggu saja momentumnya. Nanti kita akan disampaikan pada akhirnya," ungkapnya.

Kompas TV Ketua Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, terus mengikuti dinamika politik jelang Pilpres 2019 termasuk peluangnya menjadi calon wakil presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com