GROBOGAN, KOMPAS.com - Kondisi bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Kemiri, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah rusak parah. Tiga ruang kelas hancur termakan usia sehingga tidak bisa difungsikan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM).
Tiga ruang kelas tak layak ditempati itu untuk belajar kelas 1, 2, dan 3. Beberapa tahun ini, sekolah memutuskan tidak menggunakan tiga kelas tersebut karena membahayakan.
Pantauan Kompas.com, bangunan atap mayoritas ambrol hingga puing-puingnya berserakan di lantai, dari plafon hingga kayu penyangga. Selain itu, dinding tembok keropos, lantai semen pun ambles. Bahkan meja dan kursi nampak usang sehingga dibiarkan begitu saja.
Kepala SDN 2 Kemiri, Saliyo mengatakan, tiga ruang kelas itu sengaja dibiarkan kosong selama lebih dari dua tahun ini.
(Baca juga : Sekolah Rusak, Bocor Setiap Hujan, tetapi Belajar Jalan Terus )
"Demi keselamatan, kami tak lagi menggunakan tiga kelas itu. Perlahan bangunannya mulai rusak karena memang sudah tak lagi ada perbaikan sejak sekitar tahun 1990. Untuk ruangan kelas 4, 5, dan 6 masih layak ditempati. Total keseluruhan ada 196 murid," kata Saliyo, Senin (2/4/2018).
Bergantian
Sejak saat itu, agar KBM terus berlangsung, pihak sekolah berinisiatif menghidupkan kembali satu ruangan bekas kantor sekolah yang tidak terpakai. Bangunan itu cukup layak untuk ditempati para murid menempa ilmu pengetahuan.
Namun, karena ruangan terbatas, pihak sekolah mengotak-atik jadwal sekolah. Saat pagi, ruangan berukuran 7x8 itu digunakan untuk kelas 1 dan 3. Sementara kelas 2 dijadwalkan masuk siang.
"Para siswa-siswi terpaksa harus berkorban supaya bisa tetap belajar. Mau bagaimana lagi, sudah berkali-kali kami mengajukan ke pemerintah belum juga ada tanggapan serius. Katanya sih tahun ini ada perbaikan," ungkap Saliyo.
Siswa-siswi dan guru di SDN 2 Kemiri berharap, pemerintah segera merealisasikan perbaikan bangunan sekolah. Setidaknya proses belajar mengajar bisa berjalan normal selayaknya sekolah-sekolah lain dengan fasilitas bangunan yang memadai.
(Baca juga : Kisah Sekolah di Perbatasan yang Berada di Kolong Rumah Penduduk)
Salah satu siswa kelas 3 SDN Kemiri, Gilang mengaku belajar di ruangan bekas kantor secara bergantian sejak kelas 1. Hal itu mengganggu konsentrasi belajar. Ia pun berharap, ruangan yang rusak segera diperbaiki.
"Semoga seger diperbaiki supaya kami nyaman belajar," pungkasnya.