Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maimunah Jadi Juru Parkir demi Keluarga, Pernah Ditertawakan Orang Setiap Tiup Peluit

Kompas.com - 29/03/2018, 09:01 WIB
Hamzah Arfah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com – Profesi sebagai juru parkir (jukir) kerap identik dengan kaum pria. Namun di Pasar Gresik, Jawa Timur, ada seorang juru parkir yang berasal dari kaum hawa.

Maimunah (41), warga Sampang, Madura, mengaku awalnya tak pernah sekalipun terbersit dalam pikirannya untuk menjadi jukir. Namun hal itu terpaksa ia lakukan guna membantu sang suami Abdul Hamid (38) mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Saya mulai jadi jukir itu sejak enam tahun lalu, bantu suami yang saat itu habis kecelakaan lalu lintas dan mengalami gangguan pendengaran (tuli),” kata Maimunah saat ditemui Kompas.com, Rabu (28/3/2018).

Maimunah yang mengaku mengontrak sebuah kamar kos di Kelurahan Karanganyar, dekat Pasar Gresik, menguatkan tekadnya untuk menggantikan sang suami sebagai salah satu jukir yang ada di Pasar Gresik.

“Awal-awal sempat malu juga, karena orang-orang banyak yang memperhatikan. Apalagi waktu saya tiup peluit saat ada mobil parkir, banyak yang menertawai,” kenang dia.

Baca juga : Cegah Juru Parkir Nakal, Dishub Solo Tambah Mesin Parkir Elektronik Non-tunai

Namun hal itu tetap dilakukan Maimunah dengan tabah. Karena ia sadar bahwa dirinya membutuhkan biaya hidup yang tidak sedikit. Terlebih selain suami, ia juga memiliki dua orang anak yang harus dibiayai, yakni Lailiyatun Munajat yang kini duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar, dan juga Inayatul Fadilah yang kini sudah bersekolah di kelas 3.

Dengan cekatan Maimunah (kiri) membantu mengangkat barang bawaan para pengunjung pasar.KOMPAS.com / Hamzah Dengan cekatan Maimunah (kiri) membantu mengangkat barang bawaan para pengunjung pasar.

Seiring berjalannya waktu, sang suami yang sebelumnya sempat tidak dapat menjalani aktivitas akibat kecelakaan lalu lintas, akhirnya bisa kembali menjalani rutinitas sebagai jukir, meski harus mengalami gangguan pendengaran.

“Tapi setelah bapaknya sembuh, karena saya sudah terbiasa dan tidak lagi malu, akhirnya keterusan jadi jukir sampai sekarang. Hitung-hitung bantu suami juga, apalagi suami sekarang kan agak tuli,” kata Maimunah.

Setiap hari, Maimunah mengaku mulai mengawali aktivitas sebagai jukir bersama sang suami dari pukul 08.00 WIB, ketika buah hatinya sudah berangkat menuju ke sekolah. Ia menjadi juru parkir hingga sore hari, lebih cepat dari sang suami.

“Kalau suami sampai malam, sampai tutup toko. Kalau saya biasanya hanya sampai sore, bagi waktu juga buat anak, masak, dan bersih-bersih kontrakan,” tutur dia.

Tuai simpati

Profesi jukir wanita mungkin masih jarang ditemui. Terlebih di Pasar Gresik, yang terpantau hanya Maimunah sebagai satu-satunya jukir wanita. Sehingga beberapa pengunjung pasar yang kebetulan memarkir kendaraan di lapak Maimunah banyak yang merasa iba.

Baca juga : Bahagiakan Sesama, Tukang Parkir Sulap Dinding dengan Barang Bekas

Meski tercatat sebagai jukir resmi dan dibekali dengan karcis parkir sesuai aturan, tak jarang pula Maimunah mendapat uang tips. Bahkan lebih banyak dari yang tertera di karcis. Semua itu diberikan oleh pengunjung secara sukarela dan ikhlas, tanpa sedikitpun paksaan.

“Biasanya mereka ikhlas kasih lebih (dari harga retribusi), mungkin karena lihat saya kasihan. Apalagi, saya juga biasa bantu angkat-angkat barang mereka (pengunjung),” ucap Maimunah.

Dengan pemberian dari pengunjung pasar yang memarkir kendaraan di lapak miliknya, Maimunah bersyukur bisa membayar uang harian kepada Dinas Perhubungan setempat, bahkan mengaku lebih.

“Sehari itu saya dan suami harus setor Rp 220.000 kepada Dishub (Dinas Perhubungan), untuk area parkir ini (kurang lebih 500 meter). Alhamdulillah bisa, bahkan kadang lebih banyak asal nggak hujan,” kata dia.

Kompas TV Di brebes jawa tengah, Kusmiah menjadi inspirasi bagi anak muda untuk tetap berusaha dan bekerja keras, meski sebagai tukang parkir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com