Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Dianiaya Orangtuanya, Bayi 4 Bulan Tewas dengan Luka Memar

Kompas.com - 28/03/2018, 17:09 WIB
Hadi Maulana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Bayi perempuan berusia 4 bulan tewas, Selasa (27/3/2018) sore. Ia diduga dianiaya oleh ayah kandungnya, Yudi di Mama Cafe Karaoke, Komplek Jodoh Square, Sei Jodoh, Batam, Kepualuan Riau (Kepri).

Sebelum meninggal, bayi YS sempat dirawat di RS Harapan Bunda. YS mengalami demam tinggi disertai kejang-kejang. Setelah meninggal, korban dibawa pulang keluarganya dan dimandikan di Masjid Komplek Jodoh Square.

Saat memandikan, warga curiga. Karena terdapat sejumlah luka memar di tubuh korban serta luka di bibir bawah korban. Akhirnya warga melaporkan hal ini ke Polsek Batu Ampar.

Kepada Kompas.com, Kapolsek Batu Ampar AKP Ricky Firmansyah membenarkan kasus tersebut. Hingga kini pihaknya masih melakukan pendalaman.

"Kami sudah melakukan olah TKP dan meminta keterangan dari beberapa orang saksi. Kami juga sedang menunggu hasil visum dari RS Harapan Bunda terkait kasus penganiayaan ini. Mudah-mudahan sore ini hasil visumnya keluar," kata Ricky, Rabu (28/3/2018).

(Baca juga : Nasib Pilu Bayi Calista, 2 Bulan Dianiaya Ibu Kandung hingga Babak Belur )

Ricky menjelaskan, ayah korban hingga kini masih diperiksa.

"Kondisi ibu korban masih labil dan sering pingsan. Kami akan melakukan pemeriksaan jika kondisi si ibu sudah stabil dan bisa memberikan keterangan," ungkapnya. 

Saat ini, sambung Ricky, status orangtua korban masih terperiksa. Pihaknya baru menetapkan status orangtuanya, dari hasil visum. 

"Jenazah YS sampai saat ini masih berada di kamar jenazah RS Bhayangkara. Kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut usai mendapatkan hasil visum dari RS Harapan Bunda," jelasnya.

"Makanya kita tunggu hasil visum terlebih dahulu. Setelah itu, kami akan tentukan langkah selanjutnya. Apakah akan melakukan otopsi atau tindakan lainnya," pungkasnya. 

Kompas TV Kapolsek Karawang menyatakan, sang ibu tega menganiaya Calista karena depresi. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com