Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tangan Mereka, Kotoran Gajah Diolah Jadi Papan Komposit yang Berkualitas

Kompas.com - 28/03/2018, 15:44 WIB
Wijaya Kusuma,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bau dan menjijikkan, inilah yang terbersit dalam pikiran ketika mendengar kotoran hewan. Namun, siapa yang menyangka bahwa kotoran mamalia terbesar di darat, yakni gajah, bisa diolah menjadi papan komposit.

Kualitas dari serat kotoran gajah ini ternyata tidak kalah dengan bahan yang digunakan untuk membuat komposit lainnya.

Kepala Laboratorium Rekayasa Biomaterial Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Ragil Widyorini, menceritakan, awalnya ada alumnus bernama Agus Sudibyo Jati datang menemuinya.

Agus yang bekerja di Taman Safari Pasuruan ini datang untuk mendiskusikan pemanfaatan kotoran gajah.

Sebab, di Taman Safari Pasuruan, kotoran gajah cukup banyak meskipun telah dimanfaatkan untuk pupuk dan bahan kertas.

"Agus datang menemui saya, mengajak diskusi kira-kira kotoran gajah bisa dimanfaatkan untuk apa," ujar Ragil, Rabu (27/3/2018).

Baca juga: Kisah Ferdiyanti dari Pengumpul Kotoran Sapi hingga Pengusaha Rotan

Dalam diskusi tersebut, Agus menceritakan bahwa makanan utama gajah yang ada di Taman Safari Pasuruan adalah rumput gajah. Menurut analisis Ragil, rumput gajah mengandung selulosa.

"Kebetulan makanan utamanya rumput gajah. Nah, rumput gajah ini banyak mengandung selulosa maka kami prediksikan bisa untuk papan komposit," ucapnya.

Ragil lantas mencoba mengolah kotoran gajah dari Taman Safari Pasuruan menjadi papan komposit. Dari berbagai percobaan yang dilakukan di Laboratorium Rekayasa Biomaterial Fakultas Kehutanan UGM, akhirnya kotoran gajah berhasil diolah menjadi papan komposit.

Untuk membuat papan komposit, Ragil menggunakan perekat berbasis asam sitrat yang dikembangkan oleh Fakultas Kehutanan UGM bekerja sama dengan Universitas Kyoto.

Kombinasi antara perekat berbasis asam sitrat dengan kotoran gajah menghasilkan produk papan komposit yang berkualitas.

"Dicoba dengan perekat yang kami kembangkan dengan Universitas Kyoto. Kami coba dan ternyata hasilnya lebih bagus dari sisi kekuatannya," ungkap Ragil.

Mengolah kotoran gajah menjadi papan komposit memerlukan beberapa tahapan. Pertama, membersihkan kotoran gajah dengan air yang mengalir. Setelah bersih lantas dijemur hingga benar-benar kering. Hal ini perlu guna mengantisipasi tumbuhnya jamur.

Setelah kering lantas dicampur dengan perekat. Langkah selanjutnya yaitu bahan dari kotoran gajah tersebut dimasukkan ke oven beberapa jam guna mengurangi kadar air.

Setelah itu, bahan dicetak dan ditempa panas dengan suhu 180 sampai 200 derajat celsius selama 10 menit.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com