Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tubuh Penuh Jahitan, Jenazah TKI Milka Boimau Diotopsi

Kompas.com - 26/03/2018, 17:35 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Penyidik Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) dan tim dokter RS Bhayangkara Kupang mengotopsi jenazah Milka Boimau, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Kotabes, Kecamatan Amarasi, Kupang, NTT, yang meninggal di Malaysia.

Proses otopsi dilakukan setelah keluarga Milka melaporkan ke Polda NTT. Mereka tak terima tubuh TKI Milka penuh jahitan.

Kabid Humas Polda NTT Kombes Jules Abraham Abast mengatakan, otopsi dimulai dari pukul 11.40 Wita dan berakhir 14.44 Wiita.

"Kegiatan otopsi dilakukan oleh Kompol Dr Eni dan Aiptu Pius Pala dari Rumah Sakit Bhayangkara Kupang," ucap Jules kepada Kompas.com, Senin (26/3/2018).

(Baca juga : Sudah Lapor ke Polisi, Keluarga TKI Milka Tolak Pemberian Uang 2.000 Ringgit oleh Agen )

Hasil otopsi, lanjut Jules, belum bisa langsung diumumkan karena masih menunggu pemeriksaan dari dokter.

Secara terpisah, adik kandung Milka Boimau, Agustinus Boimau mengatakan, keluarga meminta otopsi agar mengetahui penyebab meninggalnya Milka. 

"Kami keluarga masih menunggu hasil otopsi itu. Kami serahkan kepada polisi untuk melakukan penyelidikan," tuturnya.

Proses otopsi yang berlangsung siang tadi, sambung Agustinus, dihadiri oleh keluarga, tetangga, polisi, TNI dan beberapa LSM. Agustinus pun berharap kejadian yang menimpa kakaknya tidak terulang lagi.

(Baca juga : Data di Paspor Berumur 39 Tahun, Ternyata Usia TKI Milka 68 Tahun )

Sebelumnya diberitakan, keluarga Milka Boimau, membuat laporan polisi di Polda NTT. Keluarga melapor polisi karena di tubuh Milka terdapat banyak jahitan.

"Kemarin, kami sudah lapor ke Satgas Trafficking Polda NTT dan hari ini saya dipanggil untuk memberikan keterangan ke polisi," ucap Agustinus kepada Kompas.com, Selasa (13/3/2018).

Kompas TV Penggeledahan dilakukan setelah petugas melakukan penangkapan terhadap dua orang tersangka, yang bertugas sebagai sponsor dan penampung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com