Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Terulang Lagi, Doa Ayah Yun Siska yang Dibunuh Sopir Taksi "Online"

Kompas.com - 26/03/2018, 08:45 WIB
Caroline Damanik

Editor

KOMPAS.com — Supandi sudah mengikhlaskan kepergian putrinya, Yun Siska Rohani (29). Siska ditemukan tewas di Cibinong Griya Asri, Bogor, Minggu (18/3/2018). Jasadnya ditemukan tanpa identitas dengan kondisi tangan terikat dan kepalanya tertutup kantong plastik.

Dia diduga dibunuh dalam perjalanan dengan taksi daring (online). Salah satu dari kedua pelaku pembunuhan adalah sopir taksi daring. Modus pelaku adalah ingin menguasai harta benda milik korban.

Supandi berharap pemerintah melakukan evaluasi agar kejadian memilukan tersebut tidak terjadi lagi.

"Saya sebagai orangtua korban berharap kejadian tidak terulang lagi. Baik dari pihak Grab maupun pemerintah meningkatkan komunikasi agar menjadi lebih baik lagi, terutama agar pengemudi dan konsumen merasa aman dan nyaman," katanya, Minggu (26/3/2018), di depan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang melayat ke rumahnya.

(Baca juga: Dua Pembunuh Wanita Bertato Hello Kitty Ditangkap, Salah Satunya Sopir Taksi "Online")

Dia mengaku mendapat kabar putrinya meninggal terbunuh di tangan pengemudi taksi daring dari laporan Polres Bogor yang mendatangi kediamannya pada Minggu (18/3/2018) sekitar pukul 14.00.

"Saya tahunya dari keterangan Polres datang ke sini. Minggu pukul 07.00 ditemukan, pukul 14.00 datang ke sini," katanya.

Supandi mengatakan, Siska meninggalkan seorang putri yang berusia 4 tahun.

Sementara itu, Menhub Budi Karya Sumadi meminta perusahaan aplikasi taksi berbasis daring bertanggung jawab terhadap pembunuhan Yun Siska Rohani oleh salah satu pengemudinya.

"Aplikator belum datang ke sini, harus tanggung jawab sesama manusia, harus memberikan tanggung jawabnya karena ini kehilangan yang sangat besar bagi keluarganya," kata Budi.

Ke depan, Budi menilai, aplikator sudah seharusnya mengambil langkah yang tegas dalam merekrut calon pengemudi.

"Harus ada screening rekam jejaknya seperti apa, dengan tatap muka agar kita tahu calon pengemudi memenuhi kualifikasi atau tidak. Harus dilakukan, rekrutmen harus baik, jangan asal-asalan," ungkapnya.

(Baca juga: Pembunuh Sopir Taksi "Online" di Bogor Sudah Merencanakan Aksi Kejahatannya)

Budi berjanji meningkatkan sistem keamanan dan keselamatan taksi, baik daring maupun konvensional, karena merupakan kebutuhan dasar bertransportasi.

"Jaminan harus punya komitmen dengan masyarakat, bagaimana melayani masyarakat dengan totalitas, nanti masyarakat jadi waswas, apalagi wanita dan harus bepergian malam-malam," katanya.

Dia juga akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk melakukan sistem pengawasan melalui dashboard.

"Jadi, kita tahu mana rekrutmen yang baik atau asal-asalan," katanya.

Budi juga menyampaikan ungkapan duka terhadap keluarga korban dan berjanji berupaya agar kejadian sama tidak terulang.

"Atas nama pemerintah, kami hadir di sini menyampaikan duka cita yang mendalam kepada Pak Supandi, orangtua dari Mbak Siska, semoga arwah almarhumah diterima di sisi Allah. Kami tahu ini merupakan kejadian yang sangat menyakitkan, harus menjadi suatu pelajaran pemangku kepentingan taksi daring dan saya akan melakukan tindakan selanjutnya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com