Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Pabrik Pengolahan Kulit di Garut, Syaikhu Puji Pengolahan Limbah

Kompas.com - 24/03/2018, 15:26 WIB
Ari Maulana Karang,
Bayu Galih

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur Jawa Barat yang diusung Partai Gerindra, PKS, dan PAN, Ahmad Syaikhu, berkunjung ke Garut, Sabtu (24/3/2018).

Dalam kunjungannya di Garut, Syaikhu menyambangi pabrik pengolahan kulit mentah PT Garut Makmur Perkasa di kawasan Sukaregang.

Di pabrik pengolahan kulit tersebut, Syaikhu berkesempatan melihat langsung pengolahan kulit mentah hingga bisa dimanfaatkan untuk aneka kerajinan dari mulai tas, sepatu, sandal hingga jaket kulit.

Selain itu, Syaikhu juga meninjau langsung tempat pengolahan limbah dari pabrik kulit yang dikelola PT GMP. Usai meninjau pabrik, Syaikhu melihat instalasi pengolah limbah yang dimiliki oleh PT GMP.

Dia menilai pengolahan limbah cukup baik dilakukan, karena tidak terlihat air limbah yang dibuang ke saluran air. Semua air limbah diolah untuk kemudian digunakan kembali dalam proses pengolahan kulit.

(Baca juga: Sudrajat-Syaikhu Janji Bangun Politeknik Berbasis Pesantren di Jabar)

Menurut Syaikhu, pengolahan limbah kulit ternyata cukup murah jika dibandingkan dampak yang ditimbulkan jika dibuang ke saluran air begitu saja. Sebab, dari penjelasan pemilik pabrik, biaya pengolahan limbah bisa dimasukan dalam harga jual kulit siap olah.

"Mereka sudah menerapkan zero run off, jadi tidak ada air limbah yang dibuang. Ini suatu siklus yang betul-betul sangat menjaga lingkungan," kata, Syaikhu yang berpasangan dengan cagub Sudrajat.

Wakil Wali Kota Bekasi ini melihat, industri kulit di Garut telah menjadi salah satu ciri khas Garut di mata nasional hingga internasional. Syaikhu pun mengapresiasi pengolahan kulit yang dilakukan PT GMP yang telah berstandar internasional hingga semua limbah bisa dimanfaatkan dengan baik.

"Ini harus bisa jadi contoh bagi pengusaha lain, memang ada cost yang harus dikeluarkan, tapi bisa ter-cover dari nilai jual," kata Syaikhu.

Direktur Operasi PT GMP Dodi Gustari mengungkapkan, pabriknya dalam satu hari mampu memproduksi hingga 7 ton kulit mentah yang diproses hingga nantinya siap diolah untuk berbagai kebutuhan.

Dengan kapasitas sebesar itu, menurut Dodi, pihaknya memang memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sendiri. Biaya pengelolaan IPAL sendiri, tiap tahunnya rata-rata mencapai Rp 1,2 miliar.

"Memang kelihatannya besar, tapi jika dihitung-hitung setara dengan Rp 200 untuk tiap kilonya (kulit mentah), sehari kami bisa produksi 7 ton kulit,"katanya.

Dengan IPAL yang ada, menurut Dodi, tidak ada air buangan dari pabriknya yang keluar. Air limbah, diproses hingga bisa digunakan kembali untuk pengolahan kulit mentah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com