Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Pemain Timnas U-16 Temui Dedi Mulyadi untuk Ucapkan Terima Kasih

Kompas.com - 20/03/2018, 19:13 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Empat pemain inti tim nasional U-16 mengucapkan terima kasih kepada Dedi Mulyadi atas jasanya membangun konsep sekolah khusus sepak bola yang mampu menghantarkan mereka ke ajang kompetisi internasional.

Mereka adalah Ahludz Dzikri, Yadi Mulyadi, Hamsa Lestaluhu dan M Talaouhu. Mereka datang langsung ke kediaman calon wakil gubernur nomor empat di Pilkada Jabar tersebut di Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Selasa (20/3/2018).

Konsep sekolah sepak bola Asad (Asli Anak Desa) Jaya Perkasa yang digagas oleh Dedi Mulyadi membuat keempat pemain dari keluarga ekonomi tak mampu tersebut terpilih mewakili Indonesia di beberapa kancah pertandingan internasional selama ini.

Pada laga terbarunya di turnamen Jenesys Cup di Jepang, timnas U-16 yang di dalamnya ada empat pemain itu mampu menjadi juara dan membanggakan Indonesia. Mereka berkontribusi mengantarkan Indonesia ke babak final dan mengalahkan timnas Vietnam dengan skor 1-0.

"Paling utama kami berterima kasih kepada Pak Dedi Mulyadi, yang telah menjadikan kami dididik menjadi pemain sepak bola profesional. Dengan konsep pendidikan sepak bola khusus ini, kami pun semakin paham dengan potensi kami di sepak bola, dan ini pun masa depan kami," jelas Yadi Mulyadi, seorang winger Timnas U-16 asal Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, kepada Kompas.com.

Baca juga : Dedi Mulyadi Ungkap Gagasan supaya Kota Bekasi Bebas dari Banjir

Keberhasilan ini pun membuat Dedi Mulyadi semakin semangat dan berkomitmen membawa sistem pembinaan sekolah sepak bola Asad Jaya Perkasa ke tingkat Jawa Barat.

“Saya di Purwakarta mencoba mengelola sekolah sepak bola. Pemerintah hadir melakukan pembinaan mulai dari tahapan seleksi ke kampung-kampung. Hasilnya, alhamdulillah para pemain kita selalu ada di starting eleven timnas Indonesia,” kata mantan bupati Purwakarta itu.

Dedi menilai, pola pendidikan merupakan kunci bagi pelajar yang memiliki kemampuan sepak bola mumpuni. Oleh karena itu, integrasi kurikulum cabang olahraga ke dalam dunia pendidikan menjadi perhatian khusus Dedi jika nanti terpilih di Pilkada Jawa Barat.

“Pemprov harus membuat sekolah sepak bola, satu kelas cukup 33 siswa. Fokus latihan sepak bola saja mulai dari taktik dan pembinaan skill pemain,” tambahnya.

Penggemar klub liga Inggris Chelsea dan klub liga Spanyol Real Madrid itu juga menekankan pembangunan mental dan karakter pemain. Seringkali, kata Dedi, fasilitas dan kedisiplinan pemain menjadi kendala tersendiri.

“Kalau usia muda itu sering ego, sering jumawa, karakter ini harus kita kikis habis. Seluruh fasilitas penunjang latihan juga kita siapkan. Jangan sampai pemain kita tergoda oleh sebuah klub sebelum mental juaranya tercipta,” katanya.

Baca juga : Bocah Hidrosefalus Tiba-tiba Tertawa Riang Saat Dijenguk Dedi Mulyadi

Selama ini, menurut Dedi, Jawa Barat sangat berpotensi untuk mampu mengukir prestasi sepak bola baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Orang Jawa Barat itu kebanyakan penggemar sepak bola. Hitung saja berapa Bobotoh Persib. Energi ini harus disalurkan ke dalam pembinaan yang komprehensif. Saya kira kalau kita bangun tiga sekolah sepak bola di Jawa Barat, tujuan itu bisa tercapai,” pungkasnya.

Kompas TV "DUA DM" adalah jargon yang diperkenalkan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com