Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Tragis Anisa, Bayi dengan Berbagai Kelainan Bawaan

Kompas.com - 19/03/2018, 17:15 WIB
Markus Yuwono,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Nasib tragis dialami oleh Ara Anisa, bayi berusia tiga bulan, Dusun Belang, Desa Terbah, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta. Berbagai penyakit bawaan sejak lahir akan selalu membayangi kehidupannya ke depan. 

Anak kedua pasangan Sumaryono dan Fitriana Kusuma ini setiap hari terbaring di kasur sederhana dengan sarung bantal yang warnanya hampir pudar di rumahnya. Tepat di samping kiri rumah terdapat kandang sapi peliharaan orangtuanya.

"Anak saya menderita bibir sumbing karena langit-langitnya tidak ada, jantung bocor, ada masalah di saraf kepalanya, paru-parunya juga bermasalah, dan tulang leher mengalami kelainan," kata Fitriana Kusuma saat ditemui di rumahnya, Senin (19/3/2018).

Baca juga: Orangtua Tak Mampu Bayar Ambulans, Jenazah Bayi 5 Hari Diangkut Ojek 

Menurut Fitriana, kebocoran jantung baru diketahui saat usia anaknya tiga bulan atau beberapa hari lalu. Saat itu tubuh Anisa tidak berkembang seperti anak seusianya.

Saat lahir, Anisa sudah beberapa kali dirawat di rumah sakit, seperti di RS Klaten selama 21 hari dan di RSUP dr Sardjito Yogyakarta selama 11 hari.

"Saat menangis, wajahnya kebiruan. Saat itu dibawa ke RS Bhayangkara Yogyakarta. Diketahui ada kelainan di jantung, lalu dirujuk ke RS Klaten dan akhirnya dirujuk ke RS Sardjito," ucapnya.

Ibu Ara Anisa, Fitriana Kusuma, menunjukkan hasil rontgen kepala anaknya.Kompas.com/Markus Yuwono Ibu Ara Anisa, Fitriana Kusuma, menunjukkan hasil rontgen kepala anaknya.

Setelah diperiksa, ada kebocoran dalam katupnya sehingga pada usia enam tahun mendatang harus dioperasi. Untuk saat ini, bayi yang lahir pada 5 Oktober 2017 ini secara rutin menjalani kontrol dan mendapatkan obat jalan dari rumah sakit agar bayi mungilnya bisa bertahan.

Meski pengobatan itu gratis, tetapi beban perekonomian keluarganya cukup berat. Sumaryono yang bekerja sebagai buruh harian dan petani harus menanggung biaya perjalanan kontrol.

"Anak saya belum masuk ke BPJS, saat di RS Bhayangkara karyawan rumah sakit yang membuatkan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), dan bantuan dari seorang warga yang membantu transportasi saat kontrol cukup meringankan," tutur Fitriana.

Baca juga: Ketika Kapolri Memotong Rambut Bayi Tito Karnavian...

Saat ditemui di rumahnya, Sumaryono sedang bekerja, sedangkan keluarganya ditemani pamannya, Wawang.

Wawang mengakui kehidupan perekonomian keluarga ini cukup berat karena harus mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan ekonomi pas-pasan.

"Semoga anaknya terus sehat dan bisa sembuh seperti anak pada umumnya," ujarnya.

Kompas TV Kapolri meresmikan Rumah Singgah Bumi Damai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com