Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Api, Tradisi Menyambut Nyepi di Lombok

Kompas.com - 17/03/2018, 07:12 WIB
Fitri Rachmawati,
Bayu Galih

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Menjelang catur brata penyepian di hari raya Nyepi adalah saat saat yang dinanti para pemuda dari Banjar Negarasakah dan pemuda Banjar Sweta di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Pada Jumat (16/3/2018) sore, sebelum matahari tenggelam di ufuk barat, para pemuda itu melakukan tradisi turun-temurun, yaitu perang api.

Dalam tradisi unik ini, dua kelompok pemuda itu saling berhadapan. Mereka 'berperang' dengan senjata gobok (daun kelapa yang kering) yang dibakar api.

"Ini tradisi turun-temurun. Tradisi ini merupakan ritual mengusir wabah penyakit yang dibawa bhuta kala atau roh-roh jahat yang bersemayam di muka bumi dan mengganggu kehidupan manusia. Itu makna yang terkandung dalam perang api," kata Komang Kertayasa, salah seorang warga Banjar Sweta.

Ketika gobog telah menyala, kedua kelompok pemuda itu pun bergerak. Mereka berlari sambil memutar-mutar gobok mereka yang menyala, kemudian memukul lawan.

"Ini adalah tradisi perang api yang merupakan tradisi turun temurun sejak 277 tahun silam," kata Kertayasa.

(Baca juga: Pawai Ogoh-ogoh Sambut Nyepi Jadi Wahana Wisata Unik di Mamuju Tengah)

Meskipun bergelora dan bernuansa penuh kekerasan, namun para pemuda dari banjar yang berbeda itu tetap menjaga rasa persaudaraan dan saling menghargai. Mereka berpelukan dan bersalaman sebagai wujud kokohnya persatuan menjaga tradisi leluhur mereka.

Menurut warga dan para tokoh adat Hindu di Lombok, tradisi ini dijalankan usai pawai ogoh-ogoh, menjelang senja atau sehari sebelum pelaksanaan catur brata penyepian.

Umat Hindu di Lombok berharap tradisi perang api yang dijalankan turun temurun itu tetap terjaga dan menjadi penyambung persaudaraan dan kebersamaan.

Apalagi, tradisi ini juga digemari wisatawan, baik mancanegara maupun domestik.

"Ini adalah tradisi yang harus dijaga dan dirawat dengan baik agar generasi berikutnya bisa ikut merasakan nanti," kata Desak Komang Hartini.

Menjelang malam, perang pun berakhi. Gobog itu kemudian dibawa pulang dan akan dibakar kembali, sebagai tanda hilangnya keburukan dan musibah di muka bumi.

Umat Hindu di Pulau Lombok lalu berharap bisa memenangkan kebaikan atas segala bentuk kejahatan yang merupakan tujuan pelaksanaan catur brata penyepian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com