Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melalui Aplikasi "Jalin Kasih", Masyarakat Banyuwangi Bisa Lapor soal Kemiskinan

Kompas.com - 16/03/2018, 08:08 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi meluncurkan aplikasi "Jalin Kasih" yang berisi data digital semua masalah kemiskinan yang berbasis geospasial. Aplikasi ini dirancang untuk memvalidasi semua data dan problem kemiskinan secara lengkap.

Data penduduk miskin dikelompokkan berdasarkan program pengentasan kemiskinan yang sesuai untuk masing-masing individu.

Di aplikasi tersebut ada beberapa program pengentasan kemiskinan sesuai dengan kebutuhan, seperti program rantang kasih, yaitu pemberian makanan bergizi oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kepada warga miskin, terutama yang lanjut usia.

Program Banyuwangi Cerdas, yaitu beasiswa penuh kepada calon mahasiswa yang tidak mampu untuk kuliah di universitas yang telah ditentukan. Program jemput bola, yaitu program kesehatan yang mempermudah warga sakit, terutama dari golongan kurang mampu untuk berobat karena tenaga medis yang akan datang ke rumah pasien.

Baca juga: Unjuk Kemampuan, Siswa SLB di Banyuwangi Tampil dalam Wayang Lakon

Pada aplikasi tersebut juga ada basis Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (Data Terpadu PPFM) yang memuat informasi sosial, ekonomi, dan demografi dengan status kesejahteraan terendah di Indonesia.

"Data ini bersumber dari Badan Pusat Statistik tahun 2015. Jadi jumlah dan sasaran penerima manfaaat program dapat dianalisis sejak awal perencanaan program agar tidak ada namanya kesalahan dalam penetapan sasarn program perlindungan sosial," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada Kompas.com, Kamis (15/3/2018).

Walaupun sudah memiliki data dasar secara digital, Anas telah meminta kepada pihak kecamatan atau aparat desa untuk memvalidasi data yang telah ada. Saat ini sudah 70 persen data validasi dari desa yang terekam, dan ditargetkan pada April 2018 semua data sudah masuk.

"Sekarang kita push agar camat dan desa memvalidasi data. Ada yang sudah 100 persen, ada yang belum. Targetnya April ini selesai semua," kata Anas.

Selain itu, aplikasi tersebut juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk melaporkan warga miskin yang ada di sekitarnya.

Baca juga: Pasang Aplikasi Ini, Berita Hoaks Dijamin Tak Muncul

Agustinus Suko Basuki, Kabid Teknologi Informatika Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian kepada Kompas.com menjelaskan, masyarakat harus login terlebih dahulu dengan membuat akun di aplikasi tersebut, kemudian memilih menu lapor dan memasukkan data warga miskin yang ditemuinya. 

"Tinggal foto warga miskin, lalu isi data di dalamnya. Nanti pihak desa yang akan datang memverifikasi. Dari aplikasi ini juga bisa dilihat respons dari pihak desa dan kecamatan. Tapi, masyarakat harus download aplikasi dulu dari smartphone, baik berbasis Android maupun IOS," jelas Agustinus.

Dia menambahkan, tidak semua data bisa diakses oleh masyarakat, khususnya data-data pribadi, dan hanya yang memiliki akun tertentu yang bisa mengakses, seperti pihak SKPD terkait, kecamatan, atau desa.

"Ada data pribadi juga yang harus dilindungi," kata Agustinus.

Kompas TV Amik Rafli, Umar Said, dan Muh. Abdul menciptakan game dengan augmented reality.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com