Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Pengamat soal Debat Publik Perdana Pilkada Jabar 2018

Kompas.com - 13/03/2018, 15:48 WIB
Dendi Ramdhani,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Empat pasangan calon di Pilkada Jawa Barat telah menuntaskan debat publik perdana di Gedung Sabuga Bandung, Senin (12/3/2018) malam. Para pengamat memberi analisa soal performa para kontestan dalam memaparkan visi dan misinya.

Pakar Politik, Hukum, dan Tata Negara Universitas Parahyangan, Asep Warlan Yusuf memberi penilaian terhadap tiap pasangan calon.

Untuk pasangan nomor urut 1, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul (Rindu), Asep menilai performa keduanya cukup menonjol. Penjelasan program diuraikan secara lugas dengan gaya kepemimpinan yang moderen.

Namun, kata dia, pembagian porsi menjawab dinilai tak proporsional. Ridwan cenderung one man show. Padahal, Uu Ruzhanul punya posisi strategis dalam memberi jawaban khususnya persoalan desa dan pembangunan di Jabar Selatan.

(Baca juga : Dianggap Terlalu Dominan Saat Debat, Begini Penjelasan Ridwan Kamil )

"Pasangan Ridwan Kamil dan Uu bagus. Pak Emil itu orangnya sangat cermat menguasai substansi, dia betul-betul kuasai, pelajari. Pak Emil bagus secara konsep, secara experience dan cara praktiknya," ujar Asep saat dihubungi via telepon seluler, Selasa (13/3/2018).

"Kelemahannya yaitu tidak berbagi secara proporsional dengan wakilnya. Padahal wakilnya punya peluang untuk mengeksplorasi karena ahli di bidang pedesaan. Jadi terkesan seperti one man show sehingga Pak Uu seperti pelengkap saja, itu harus diubah," tambahnya.

Untuk pasangan Tubagus Hasanudin dan Anton Charliyan (Hasanah), Asep menilai keduanya belum cukup mampu mengeksplor lebih banyak masalah lantaran datang sebagai pihak independen bukan pejabat daerah.

Meski demikian, aksi pasangan itu dalam debat semalam cukup memberi hiburan dengan gaya bahasa yang nyeleneh serta banyak singkatan lucu.

"Kalau untuk nomor 2 itu salah. Posisi mereka bukan incumbent. Menurut saya jangan membiarkan orang lain berkembang dan dia mengembangkan diri sendiri. Tampilkan daya kritisnya itu akan memperlihatkan sebagai agen perubahan," tuturnya.

(Baca juga : Debat Publik, Hasanah Banggakan Program DP Rumah 1 Persen hingga Molotot.com )

Asep juga mengomentari pasangan Sudrajat-Syaikhu (Asyik) yang menurutnya terlalu kalem dan cenderung dalam posisi serba salah. Menurut dia, keduanya harus keluar dari zona nyaman saat momentum debat.

"Karena memang ada dilematis posisi nomor 3. Dia ingin kritis tapi ada Ahmad Heryawan (gubernur Jabar) dan PKS partai pengusungnya. Kalau dia memuji-muji dia juga keliru karena akan menguntungkan Deddy Mizwar," ucap Asep.

Sementara untuk pasangan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi, Asep berpendapat performanya cukup baik dalam debat semalam. Sebagai petahana, program yang digagas pun sangat realistis kendati belum digambarkan secara jelas dan terperinci.

"Posisi dia incumbent tapi dia ingin mengoreksi. Kalau saya jadi gubernur saya akan lakukan ini. Kalau saya jadi gubernur saya bisa melakukan banyak hal. Memang tidak secara lugas disampaikan tapi dia mencari peluang bahwa pemikiran itu bisa dituangkan," ungkapnya.

Masih Normatif

Dihubungi terpisah, pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Muradi mencatat ada tiga kesimpulan yang ia dapat dari debat semalam.

"Pertama penjelasannya masih normatif dari empat calon gak semua menjelaskan secara gamblang apa yang mau dilakukan. Mereka memang tidak dalam posisi yang cukup untuk menjelaskan," ucap Muradi.

(Baca juga : Deddy Mizwar: Enggak Semua Pertanyaan Bisa Saya Jawab )

Kedua, para pasangan calon tidak mampu menjabarkan visi dan misinya secara detail sehingga solusi yang ditawarkan pun belum dianggap sebagai pencerahan.

"Ketiga memang banyak isu strategis yang tidak dieksplor dengan baik, contohnya pembangunan Jabar Selatan itu hampir tidak ada sama sekali. Soal infrastruktur di Jabar, bagaimana meposisikan Jabar sebagai wilayah yang intoleran, di mana bagi minoritas itu tidak nyaman. Isu berkaitan dengan Jabar dan Jakarta ini hampir tak tersentuh termasuk isu Citarum padahal itu isu sangat seksi untuk debat publik," jelasnya. 

Kompas TV Konsep dan siasat para calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat sudah dipaparkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com