Banyak diminati
Tak dinyana, banyak yang tertarik dengan hasil lukisan itu. Hingga akhirnya, lukisan - lukisan yang tertempel di warung itu laku terjual.
"Ada yang laku Rp 500.000, ada yang 1,5 juta, ada juga yang 7,5 juta," katanya.
Bahkan, warga Jerman dan Amerika Serikat yang kebetulan berkunjung ke Malang juga sempat membeli lukisan tersebut.
Biasanya, lukisan yang dibuatnya bertema kritik sosial. Hal itu karena aktivitasnya yang juga menampung anak-anak jalanan di rumahnya.
Tidak sekadar itu, ada satu lukisan dari 16 lukisan yang dipamerkannya yang memuat kritik tentang kondisi dunia politik di Indonesia. Lukisan itu menggambarkan tentang kondisi parlemen yang tidak lagi berpihak kepada rakyat. Namun rakyat yang tahu akan hal itu tidak bisa berbuat apa - apa. Lukisan itu baru selesai setelah satu tahun lebih.
"Tentang parlemen kita. Tradisi politik kita rakyat sebenarnya paham tapi tidak bisa apa - apa. Akhirnya jadi guyonan mereka," ungkapnya.
Hasil karyanya itu sudah pernah dipamerkan di sejumlah tempat. Salah satunya di Surabaya dan di Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.