Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruang Kelas Rusak, Sejumlah Siswa SD di Karawang Belajar "Melantai"

Kompas.com - 06/03/2018, 17:58 WIB
Farida Farhan,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Delina, siswi kelas 6 SDN IV Plawad, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang, bercerita betapa tak nyamannya belajar di luar kelas dan "melantai". Maklum, tiga ruang kelas di sekolahnya rusak berat dan tidak bisa digunakan sejak enam bulan lalu.

Setiap pagi mulai pukul 07.00 hingga pukul 10.00 WIB, Delina dan rekan satu kelasnya belajar di luar ruang kelas. Setelah siswa kelas 1, 2, dan 3 pulang, mereka baru bisa belajar di dalam kelas.

"Itu sangat tidak nyaman," ujar Delina, Selasa (6/3/2018).

Delina juga mengaku terganggu dengan kondisi sekolah yang kotor. Terlebih lagi, banyak debu yang mau tak mau terhirup.

"Enggak enak buat belajar, sangat terganggu," tambahnya.

Dengan tulus, ia berharap tiga ruang kelas di sekolahnya cepat diperbaiki agar ia dan siswa-siswi di SDN IV Plawad dapat belajar dengan nyaman.

"Saya ingin sekolah saya dibenerin, bisa bagus lagi seperti sekolah lain," harapnya.

Baca juga: Prihatin Siswa Belajar di Kolong Rumah, Relawan Cari Dana untuk Dirikan Sekolah 

Penyebab kerusakan

Wali Kelas 3 SDN IV Plawad Agus Safei mengungkapkan awal mula anak didiknya belajar di luar kelas.

"Saat itu, proses belajar mengajar tengah berlangsung dan hujan turun lebat. Karena melihat ruang kelas yang hampir roboh, siswa-siswi kami bubarkan demi keselamatan bersama," ucap Agus.

Pihaknya, kata dia, kemudian berunding dan berinisiatif untuk tidak menggunakan tiga ruang kelas tersebut lantaran kondisi atap ruang kelas semakin rusak. Hal ini untuk menghindari adanya korban jiwa.

"Kami dari pihak sekolah berinisiatif menurunkan genteng tiga ruang kelas tersebut, termasuk ruang guru, karena genteng mulai berjatuhan," tutur Agus.

Baca juga: Sekolah Rusak, Bocor Setiap Hujan, tetapi Belajar Jalan Terus

Oleh karena itu, sebagian anak didiknya terpaksa belajar di luar kelas karena ruang kelas kurang. Sementara jika diterapkan sekolah siang akan berbenturan dengan DTA. Dengan demikian, pihak sekolah menerapkan sistem dua shift untuk penggunaan kelas.

"Yang pertama shift 1 kelas 1, 2, dan 3 masuk pagi dan belajar dalam kelas 4, 5, dan 6. Sementara anak didik kelas 4, 5, dan 6 belajar di luar kelas. Setelah anak didik kelas 1, 2, dan 3 pulang pukul 10.00.WIB, baru anak didik kelas 4, 5, dan 6 belajar dalam ruang kelas," jelasnya.

Pihak sekolah sudah lama mengajukan proposal perbaikan tiga ruang kelas tersebut. Akan tetapi, hingga kini belum ada realisasi perbaikan.

"Karena sekarang zamannya Dapodik, jadi mereka itu melihatnya dari Dapodik dan sudah diajukan. Tanggapannya sudah ada, cuma belum ada realisasinya sampai sekarang," ucap Agus.

Kompas TV Akibat arus deras sungai, puluhan siswa harus belajar di halaman sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com